Jakarta -
Bimbingan ibadah menjadi salah satu layanan yang diberikan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kepada jemaah haji Indonesia selama berada di Makkah, Arab Saudi. Jemaah haji mengatakan bimbingan ibadah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan membuat tenang.
Hal tersebut disampaikan jemaah haji asal Tanggamus, Lampung, setelah mengikuti bimbingan ibadah di salah satu hotel yang terletak di Sektor 3 Daerah Kerja Makkah. Jemaah menyebut para mustasyar diny atau pembimbing ibadah memberi jawaban yang detail terhadap berbagai persoalan.
"Luar biasa, banyak unek-unek, tadi terjawab semua," kata salah satu jemaah, Rohayati Kasim Kemijam, Kamis (22/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rohayati datang ke Tanah Suci bersama suaminya, Joko Wahyudi. Dia juga bersyukur makanan yang disajikan petugas haji cocok di lidah jemaah.
"Alhamdulillah selama di Makkah memuaskan. Makanan luar biasa, pelayanan luar biasa. Makanan tumpah-tumpah dalam artian kita tidak minta, makanan berdatangan terus," ujarnya.
Rohayati mengatakan mendampingi jemaah lanjut usia di kamar. Dia mengatakan lebih banyak beribadah dari hotel.
"Saya kebetulan mendampingi lansia, jadi jarang keluar dari kamar," ujar Rohayati.
Jemaah haji lainnya, Listya, mengatakan banyak manfaat dari bimbingan ibadah haji ini. Dia mengatakan bimbingan ibadah membuat jemaah semakin paham tentang pelaksanaan ibadah haji.
"Perjalanan haji yang dulunya awam sekarang sudah ada peningkatan," ujarnya.
Petugas haji daerah yang mendampingi jemaah haji asal Tanggamus, Eko Didi Armadi, bersyukur seluruh jemaah asal Tanggamus yang tergabung di kloter JKG 39 telah menerima kartu Nusuk. Dia juga menyebut jemaah selalu menginap di hotel yang sama sejak tiba di Makkah.
"Alhamdulillah kita bersatu terus, jadi satu rombongan terus. Alhamdulillah terkait penerbitan kartu Nusuk, kami nyampe di sini, tidak sampai 1 jam kartu Nusuk sudah keluar semua dan disampaikan ke kami, kami langsung bagikan ke seluruh jamaah," ujar Eko.
Pembimbing ibadah KH Waryono Abdul Ghofur menjelaskan makna dari sejumlah rangkaian ibadah haji. Salah satunya ialah sai yang disebutnya akan mengajari jemaah haji soal keteguhan sosok Hajar yang tunduk dan patuh atas perintah Allah.
"Sai mencari Hajar-Hajar baru, membentuk perempuan-perempuan berintegritas yang mampu mendidik anak-anaknya," ujar Waryomo.
Pembimbing haji juga memberikan pemahaman mulai niat berhaji, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, lempar jumrah, hingga tahalul. Pembimbing juga menjelaskan tentang skema murur dan tanazul yang akan dilakukan pada tahun ini untuk memudahkan jemaah lansia serta risiko tinggi.
Pembimbing ibadah lainnya, KH Abdul Malik, mengajak jemaah haji belajar dan mendalami keikhlasan selama proses haji. Dia meminta jemaah ikhlas dan tidak marah jika tak dipanggil 'haji' atau 'hajah' saat pulang ke Indonesia nanti.
"Belajar ikhlas nanti diterapkan saat pulang. Misalnya, jangan ada yang marah kalau tidak dipanggil haji atau hajah. Misal undangan nikahan tidak mencantumkan gelar hajinya, jangan marah," kata Abdul Malik.
(haf/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini