PAPUA - Di tengah berbagai tantangan pendidikan di wilayah Papua, Program Makan Bergizi Gratis yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi secercah harapan bagi tenaga pendidik dan siswa. Program ini diharapkan menjadi pemacu semangat belajar serta meningkatkan konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Dengan kondisi geografis yang menantang dan keterbatasan infrastruktur, banyak siswa di Papua datang ke sekolah dalam keadaan lapar. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat konsentrasi, daya serap pelajaran, dan bahkan kehadiran mereka di sekolah. Kehadiran Program Makan Bergizi Gratis diharapkan mampu mengubah kondisi ini secara signifikan.
Gizi Baik, Motivasi Tinggi
Menurut Yuliana Womsiwor, seorang guru di SD Inpres Jayapura, tantangan terbesar yang sering dihadapi adalah siswa yang datang ke sekolah tanpa sarapan atau asupan gizi yang cukup.
"Kami sering melihat anak-anak yang lesu dan kurang fokus karena perut mereka kosong. Dengan adanya program ini, mereka bisa mendapatkan makanan sehat yang tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga meningkatkan semangat mereka untuk belajar, " ujar Yuliana penuh harap, Selasa (25/03/2025).
Selain memberikan dampak positif bagi siswa, program ini juga diharapkan membantu meringankan beban orang tua, terutama di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses terhadap makanan bergizi.
Pendidikan Papua Lebih Cerah dengan Program Makan Bergizi Gratis
Para guru dan tenaga pendidik di Papua optimis bahwa jika program ini terealisasi dengan baik, maka akan tercipta ekosistem pendidikan yang lebih sehat dan berkualitas.
"Kami sangat berharap program ini segera berjalan, karena bukan hanya soal gizi, tetapi juga bagaimana kita memastikan generasi muda Papua mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih masa depan yang lebih baik, " tambah Yuliana.
Kini, harapan besar bertumpu pada realisasi Program Makan Bergizi Gratis sebagai bagian dari langkah nyata pemerintah dalam mendukung pendidikan inklusif dan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia, tanpa terkecuali di tanah Papua. (Red1922)
