PAPUA - Di ujung negeri, di antara rimbunnya perbatasan RI-PNG, prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir Koops Habema bukan hanya berdiri sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai pembawa harapan bagi masyarakat. Pada Senin, 31 Maret 2025, pos mereka yang biasanya menjadi benteng pertahanan, berubah menjadi klinik kemanusiaan bagi warga yang membutuhkan.
Sejumlah masyarakat datang dengan keluhan darah tinggi dan kelelahan, mencari pertolongan medis di tengah keterbatasan akses layanan kesehatan. Tanpa ragu, prajurit Marinir sigap membantu mengukur tekanan darah, memberikan obat-obatan, serta menyampaikan pesan-pesan kesehatan dengan penuh kepedulian.
"Kami tahu, di sini akses kesehatan tidak mudah. Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga perbatasan, tetapi juga sebagai sahabat, sebagai keluarga, " ujar seorang prajurit dengan suara lembut menenangkan.
Warga yang awalnya datang dengan wajah cemas perlahan mulai tersenyum. Sentuhan kasih para prajurit tidak hanya mengobati tubuh, tetapi juga menenangkan jiwa.
"Terima kasih, Bapak-bapak Marinir. Bapak-bapak adalah malaikat bagi kami, " ucap seorang warga dengan suara bergetar.
Ketulusan yang Menembus Batas
Bagi Marinir, tugas mereka tidak hanya sebatas menjaga wilayah perbatasan dari ancaman, tetapi juga menjaga harapan dan memberikan ketenangan bagi masyarakat.
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, turut memberikan apresiasi atas dedikasi prajuritnya. "Para Marinir ini adalah wajah humanis TNI di perbatasan. Mereka tidak hanya mengawal kedaulatan negara, tetapi juga mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan. Inilah bukti bahwa TNI hadir untuk rakyat, " tuturnya.
Di antara batas negara yang sering kali dianggap dingin dan tegas, Marinir Yonif 1 membuktikan bahwa batas itu bisa dilebur dengan kasih. Mereka bukan sekadar penjaga, tetapi juga sahabat sejati bagi masyarakat Papua.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono