Jakarta -
Bripka Anugrah Tri Febriantara mengembangkan aplikasi website dan Android data persenjataan dan assessment center pada Polda Sulawesi Tenggara (Sultra). Ke depannya, Bripka Anugrah ingin mengembangkan digitalisasi alat yang digunakan untuk tes jasmani pada rekrutmen Polri.
Rencana itu disampaikan oleh Bripka Anugrah dalam program Hoegeng Corner detikpagi, Selasa (11/11/2025). Bripka Anugrah saat ini menjabat Bamin Subbagian Mutasi Jabatan Bagian Pembinaan Karier Biro SDM Polda Sultra.
"Project planning ke depan, kemarin hasil sharing session dengan Bapak Karo SDM Polda Sultra saya, bahwa sampai saat ini, kebetulan saya berdinas Sumber Daya Manusia, terkait dengan rekrutmen bahwa sekarang kan pada saat rekrutmen ada tes jasmani, terus ada item lari, pull up," ujar Bripka Anugrah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, menurut Bripka Anugrah, mayoritas polda masih menerapkan sistem manual dalam tes jasmani. Dia mencontohkan tes pull up hingga lari masih dihitung manual oleh penguji.
"Sampai saat ini cuma beberapa Polda saja sama Mabes Polri yang punya alatnya untuk sistem penghitungan secara digital. Sudah ada sebenarnya, namun menggunakan dana ketiga dengan dana yang besar, makanya sampai saat ini hanya Mabes sama beberapa Polda saja yang mampu. Untuk kami jajaran masih pakai data manual nih, masih satu orang ngitung satu orang," ucap dia.
Bripka Anugrah sudah mempelajari digitalisasi penghitungan tes jasmani tersebut. Ke depannya, dia akan bekerja sama dengan pihak teknis mesin sambil mengembangkan alat penghitungan menggunakan sensor.
"Saya lihat kesempatan yang ada gimana caranya saya bisa mengembangkan penghitungan, entah itu jarak jari atau berapa jumlah gerakan secara otomatis dengan sistem informasi yang ada sekarang," jelasnya.
"Kita bikin alat lagi nanti kerja sama sama orang teknik mesin, jadi saya secara software, hardware-nya harus ada, jadi kayak sensor, jati ketika saya push up saya melewati batas itu sudah terhitung, jadi nggak ada komplain, karena biasanya ada komplain dari peserta 'Pak saya larinya lima, kok dihitung cuma empat', ketika ada komplain seperti itu kita buka data," pungkasnya.
(lir/aud)


















































