Taman di Jakarta Buka 24 Jam, Warga Sambut Positif

5 hours ago 3

Jakarta -

Warga Jakarta kini memiliki lebih banyak pilihan ruang terbuka hijau (RTH) untuk bersantai maupun beraktivitas, bahkan hingga malam hari. Hal itu berkat kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang menetapkan lima taman di Jakarta beroperasi selama 24 jam.

Langkah ini disambut antusias oleh masyarakat karena dinilai sejalan dengan arah penataan kota yang lebih ramah warga. Kelima taman tersebut adalah Taman Menteng dan Taman Lapangan Banteng di Jakarta Pusat, serta Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Literasi Martha Tiahahu di Jakarta Selatan.

"Perpanjangan jam operasional lima taman yang buka 24 jam ini dilakukan untuk mendukung fungsi RTH sebagai taman yang inklusif bagi warga, dengan tetap memperhatikan fungsi ekologisnya," ujar Pramono beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, antusiasme warga dalam menyambut kebijakan ini sangat tinggi, khususnya di kawasan Taman Lapangan Banteng yang sejak awal sudah ramai oleh komunitas. Beragam aktivitas digelar, mulai dari olahraga malam, hingga kegiatan komunitas pencinta hewan dan tanaman.

Lebih dari sekadar ruang hijau, Pramono berharap, hadirnya taman yang buka 24 jam bisa menjadi ruang baru bagi warga Jakarta untuk berinteraksi, bersilaturahmi, hingga saling mendukung sesuai minat dan aktivitas masing-masing. Ia meyakini, dari ruang-ruang terbuka seperti ini akan tumbuh semangat toleransi, rasa kebersamaan, kepedulian terhadap kota, dan saling menghargai antarwarga.

"Mudah-mudahan, dengan dibukanya lima taman 24 jam ini, masyarakat Jakarta memiliki lebih banyak ruang untuk menikmati waktu setelah pulang kantor. Ada perpustakaan, museum, dan taman. Nanti akan ada aktivitas lain yang kami siapkan agar semakin banyak ruang bagi warga Jakarta untuk mengekspresikan diri," lanjutnya.

Lebih lanjut, Pramono menyebut Pemprov DKI akan terus memantau dan mengevaluasi kualitas RTH di Jakarta. Ia juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan komunitas, untuk menghadirkan taman kota yang makin inovatif dan ramah warga.

Soal pengawasan, Pemprov DKI menegaskan komitmennya menjaga keamanan dan ketertiban. Seluruh taman telah dilengkapi lampu utama, CCTV, toilet, pos jaga, serta petugas keamanan. Aktivitas masyarakat di taman juga akan didata dan dijadwalkan agar tertib.

"Saya mengajak seluruh masyarakat dan komunitas di Jakarta untuk berperan dalam aktivasi taman 24 jam dan merawatnya dengan baik," tuturnya.

Sementara itu, pakar tata kota Yayat Supriatna menilai kebijakan taman 24 jam cukup baik. Meski demikian, hal ini perlu dievaluasi kembali, khususnya dari aspek sosial.

"Apa yang akan dibangun dari taman itu? Apakah social capital bertambah?," kata Yayat.

"Bertambah kekenalan, kekerabatan antarwarga bertambah itu kan harusnya dilihat," imbuhnya.

Yayat menyarankan agar pihak Pemprov mengkaji lagi soal minat warga terhadap taman. Selain itu, berbagai macam kegiatan juga bisa dilakukan untuk menarik minat warga.

"Jadi apapun yang kurang, itu yang harus diperbaiki dan ditambahkan," ujar Yayat.

Masyarakat Sambut Positif

Kebijakan ini pun mendapat sambutan hangat dari warga Jakarta dan sekitarnya. Salah seorang warga Bekasi, Fatah Rizqi (26), mengaku senang dengan kebijakan ini. Ia kerap pergi ke Taman Literasi Martha Tiahahu untuk sekadar jogging sepulang bekerja.

"⁠Menurut saya, itu satu hal yang positif. Karena, dengan taman dibuka 24 jam, masyarakat punya fleksibilitas untuk mengunjungi kapan taman kapan saja, juga untuk kegiatan positif yang lain seperti olahraga, dan acara komunitas bisa dilaksanakan tanpa terkendala jam operasional," jelas Fatah, kepada detikcom.

Fatah berharap, kebijakan ini tetap dipertahankan. Meski demikian, ia juga memberikan sejumlah masukan terkait kebijakan ini.

"⁠Harapannya sih agar kebijakan ini dipertahankan dengan beberapa hal ditambahkan, seperti kamera CCTV, penerangan yang cukup, petugas keamanan agar mengurangi kemungkinan hal-hal buruk yang dapat terjadi dan bisa menjadi taman yang ideal," tuturnya.

Senada, seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, Nafilah Sri Sagita (27), mengatakan, hal serupa soal kebijakan ini. Biasanya, ia ke taman untuk sekadar ngobrol dengan teman-teman sembari menikmati jajanan atau membaca buku.

"Bagus sih untuk ruang terbuka, khususnya anak muda, apalagi kalau dipakai untuk banyak kegiatan positif. Misalnya, bikin acara komunitas, charity (amal), pameran, even sekadar hiburan," kata Nafilah.

"Enak banget kalau bisa jadi media mereka untuk eksplor atau nyalurin energi di banyak kegiatan dengan Rp 0 atau cost yang bisa ditekan karena fasilitas umumnya nggak terbatas pada jam-jam tertentu," sambungnya.

Sementara itu, warga asal Bandung yang berdomisili di Jakarta Selatan, Raina Geno (25), menuturkan, dirinya sering pergi ke Taman Langsat pada malam hari untuk sekadar bertemu dengan teman-temannya sepulang bekerja. Ia pun menyambut baik kebijakan ini.

"Setuju banget, soalnya kalau sekarang ke taman-taman itu jadi terang, lebih enak buat nongkrong sama teman. Kalau bisa sih lebih banyak lagi ya tempat lain yang buka 24 jam, soalnya sekarang kalau mau hangout atau nongkrong itu susah banget nyari tempat selain mall, pasti ujungnya ke satu tempat itu melulu. Jadi, butuh variasi lain," jelas Raina.

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |