Wanita Ini di Balik Penciptaan GBU-57, Bom AS yang Menembus Situs Nuklir Iran

6 hours ago 2

loading...

Nguyet Anh Duong, ilmuwan Vietnam-AS yang menciptakan bom GBU-57. Bom inilah yang menembus situs nuklir Fordow dan Natanz di Iran pada bulan lalu. Foto/Departemen Pertahanan AS/Graphic News

WASHINGTON - Nguyet Anh Duong, nama ilmuwan Vietnam-Amerika Serikat (AS) ini. Ibu empat anak yang dijuluki "Lady Bomb" inilah sosok di balik penciptaan senjata-senjata terkuat Amerika, termasuk bom GBU-57 yang menembus situs-situs nuklir Iran bulan lalu.

Kisah pengungsi yang berubah menjadi ilmuwan revolusioner ini adalah kisah tentang ketahanan, inovasi, dan rasa terima kasih yang mendalam kepada negara yang memberinya perlindungan.

Lahir di Saigon pada tahun 1960, kehidupan awal Anh Duong dibentuk oleh kekacauan Perang Vietnam.

Beberapa hari sebelum Kejatuhan Saigon pada bulan April 1975, keluarganya meninggalkan negara itu, menjadi bagian dari gelombang mengerikan "manusia perahu" Vietnam, setelah tinggal di kamp pemrosesan pengungsi di provinsi Bataan, sebelah utara Manila.

Baca Juga: China Pasok Sistem Rudal ke Iran setelah Perang dengan Israel Mereda

Menetap di kehidupan baru, Duong mengejar gelar ganda di bidang Teknik Kimia dan Ilmu Komputer di University of Maryland, College Park, yang meletakkan dasar bagi karier yang akan mengubah peperangan modern.

Pada tahun 1983, dia mulai bekerja sebagai insinyur kimia di Indian Head Naval Surface Weapons Center.


Kelahiran Bom Termobarik

Selama dua dekade berikutnya, Duong mengelola dan memimpin program pengembangan bahan peledak canggih dan senjata bawah laut, yang akhirnya mempelopori tim yang menciptakan apa yang disebut "bom termobarik"—senjata yang mampu menghasilkan ledakan dahsyat dan berkelanjutan di ruang terbatas seperti gua dan bunker.

Bom termobarik, terkadang disebut "bahan peledak bahan bakar-udara", bekerja dengan menyebarkan awan bahan bakar yang menyala dan menciptakan gelombang ledakan bersuhu tinggi, menghabiskan oksigen, dan menghasilkan tekanan ekstrem.

Hal ini membuatnya sangat efektif terhadap terowongan bawah tanah dan bunker—tempat-tempat yang sulit dijangkau bahan peledak tradisional.

Kepemimpinan Duong sangat penting dalam mengembangkan senjata ini dengan cepat untuk Angkatan Udara AS hanya dalam 67 hari, suatu prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |