Prosumenesia: Era Baru Konsumen Jadi Produsen Digital

3 hours ago 2

loading...

Buku Prosumenesia bukan sekadar karya akademis, melainkan manifesto zaman baru. Era di mana setiap warga digital tak lagi hanya menonton, tapi juga mencipta, menyebarkan, dan membentuk realitas bersama. Foto/Dok. SindoNews

JAKARTA - Kata “Prosumenesia” pertama kali diperkenalkan ke publik melalui peluncuran buku berjudul sama pada 11 September 2025 di Ruang GBHN Nusantara 5 DPR RI, momen penting yang menandai lahirnya istilah baru dalam peta komunikasi digital Indonesia. Ditulis oleh mahasiswa Program Doktoral Ilmu Komunikasi (DIK) angkatan 33 Sekolah Pascasarja USahid Jakarta.

Buku ini bukan sekadar karya akademis, melainkan manifesto zaman baru: era di mana setiap warga digital (netizen) tak lagi hanya menonton, tapi juga mencipta, menyebarkan, dan membentuk realitas bersama. Bayangkan di mana di setiap layar ponsel, bukan hanya digunakan untuk menonton konten, tapi juga pembuat konten. Selamat datang di era Prosumen! Era yang dipopulerkan pertama kali oleh futurolog Alvin Toffler.

Kini, lebih jauh diperkenalkan Prosumenesia istilah yang lahir dari perpaduan prosumen dan Indonesia, menggambarkan revolusi digital yang sedang mengubah DNA komunikasi massa. Indonesia, salah satu pengguna media sosial tertinggi di dunia, telah mengalami hal ini. Batas antara yang memproduksi dan yang mengonsumsi informasi telah runtuh. Baca juga: Bermodal Smartphone, Konten Kreator TikTok Ini Mampu Bangun Rumah dan Berkontribusi untuk Lingkungan

Kini, kita semua adalah prosumen: konsumen yang sekaligus mencipta, membagi, bahkan membentuk realitas kolektif melalui unggahan, komentar, dan viralitas. Fenomena ini bukan sekadar perubahan perilaku. Ini adalah transformasi budaya yang mendalam, dan Indonesia sedang berada di jantungnya.

Penelitian yang disajikan dalam 233 halaman buku ini, menunjukkan bahwa fenomena Prosumenesia bukan sekadar tren sesaat, melainkan transformasi struktural yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dari cara berinteraksi, mengonsumsi informasi, hingga membentuk opini publik.

Buku ini tidak hanya menganalisis dari perspektif akademis, tetapi juga menghadirkan studi kasus konkret di Indonesia. Mulai dari fenomena viral yang mengubah persepsi sosial hingga gerakan digital yang mempengaruhi dinamika politik. Editor buku Prosumenesia, Dr. Andi Mirza Ronda menyebut, "Di era prosumen ini, siapa pun bisa menjadi produsen konten media sekaligus menyebarluaskannya secara masif."

Dampak Prosumenesia dalam Kehidupan Sehari-hari
Salah satu temuan paling mengejutkan dalam buku ini adalah fenomena "brain rot" yang melanda Generasi Z. Penelitian menunjukkan korelasi yang mengkhawatirkan antara intensitas penggunaan media sosial dengan penurunan kemampuan kognitif generasi muda.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |