Jakarta -
Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR RI bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serta pimpinan kementerian dan lembaga melakukan Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III tahun 2025 di Oku Timur, Sumatera Selatan, hari ini.
Pada kesempatan tersebut, anggota Komisi IV DPR RI Rajiv bersama Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi dan Alien Mus Fraksi Golkar ikut dalam kegiatan panen raya jagung yang merupakan program Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
"Saya mengapresiasi kegiatan panen raya jagung serentak kuartal III tahun 2025 yang dicanangkan Polri. Diharapkan panen raya jagung serentak ini dapat mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional," kata Rajiv dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Polri telah dan sedang gencar melaksanakan program mendukung ketahanan pangan. Sampai saat ini, terdapat 819.080 Ha lahan binaan Polri yang berpotensi ditanami jagung, dan sudah ditanami sebanyak 483.822 jagung.
Program penanaman Polri tersebut telah terasa hasilnya, di mana pada kuartal I dan II tahun 2025, panen jagung berhasil dilakukan di lahan seluas 360.019 Ha dengan total produksi mencapai 2.083.740 ton jagung.
Sementara pada kuartal III, panen raya sedang berlangsung secara serentak di berbagai wilayah Indonesia dengan luasan 166.512,04 hektare dengan estimasi produksi sebesar 751.442,96 ton.
Puncaknya, panen raya digelar di seluruh Indonesia dengan luasan 1.788,26 hektare dengan estimasi hasil produksi sebesar 7.153,04 ton yang terpusatkan di Kabupaten OKU Timur pada Sabtu, 27 September 2025.
Menurutnya, panen raya jagung serentak ini merupakan wujud nyata sinergi antara petani, pemerintah dan Polri dalam memperkuat program ketahanan pangan nasional, sebagaimana yang dicanangkan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Panen ini bukti bahwa kerja kolaboratif mampu menjawab tantangan pangan yang semakin kompleks. Kami di Komisi IV DPR RI apresiasi kolaborasi para petani dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan Polri yang aktif menggerakkan ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Untuk itu, Rajiv berharap kolaborasi dalam menjaga dan mewujudkan program ketahanan pangan nasional ini harus terus ditingkatkan. Karena menurut dia, panen raya jagung serentak pada kuartal III tahun 2025 ini bukan hanya mencerminkan keberhasilan teknis pertanian saja, tapi juga stabilitas sistemik pangan nasional.
"Ini bukan sekadar panen, tapi validasi bahwa kolaborasi antar semua pihak bisa melindungi masa depan pangan bangsa," imbuh Rajiv.
Di samping itu, Rajiv menilai kehadiran Polri dalam program penanaman jagung bukan sekadar pelengkap. Tetapi, kata dia, Polri bertransformasi dari pengawal hukum menjadi pilar pendukung pangan.
Dia menjelaskan buktinya total produksi sekitar 2,8 juta ton ini membuka jalan menuju target swasembada yang dicanangkan untuk 2026.
"Jagung ini tidak hanya memberi makan ternak, tapi juga memberi harapan bagi bangsa agar tak lagi bergantung pada impor. Kita menyaksikan Polri bertransformasi dukung pangan, seperti membina lahan-lahan tidur, mengawal distribusi pupuk hingga mendampingi kelompok tani," tutupnya.
(anl/ega)