Jakarta -
MRT Jakarta menggunakan mesin bor terowongan atau tunnel boring machine (TBM) 1 CP202 dalam pembangunan terowongan fase 2A rute Harmoni-Mangga Besar. Alat bor itu dinilai efektif dan efisien dalam proses pengeboran, mengingat struktur tanah pada pembangunan fase 2 yang lempung dan tanah merah.
TMB 1 CP202 telah resmi diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung pada Jumat 5 Mei 2025 yang juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, serta jajaran Komisaris dan Direksi PT MRT Jakarta (Perseroda). Keunggulan alat canggih ini adalah bisa mengikis beton yang ada di bawah tanah.
"Tunnel boring machine pertama kami yang agak unik, berbeda dari tiga sebelumnya, karena tunnel boring machine ini di area ini kita punya tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Jadi alat tunnel boring machine nya di depannya itu ada pisau-pisau pengikisnya, itu dia bisa mengikis, tidak hanya tanah, tapi juga sisa-sisa beton," kata Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Weni Maulina dalam pemaparannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat yang berasal dari Jepang ini akan digunakan untuk membangun terowongan bawah tanah sepanjang 1.180 meter. Terowongan itu menghubungkan Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar hingga Stasiun Mangga Besar.
Lokasi terowongan tiga stasiun yang berada di kedalaman hingga 27 meter di bawah tanah tersebut akan menjadikannya sebagai terowongan kereta bawah tanah terdalam di Indonesia saat ini.
Weni memaparkan, bentuk tunnel boring machine ini melingkar. Dia juga menjelaskan cara kerja alat tersebut.
"TBM dia bentuknya melingkar. Kemudian dia pakai mesin ngebor, outer headnya berputar gitu, terus ada dinding yang menjaga, terus di belakangnya langsung pasang dinding yang permanen. Nah itu semuanya menggunakan alat dari si tunnel boring machine sendiri," jelasnya.
Alat Bekerja Cepat
Selain canggih, alat bor itu dipilih karena dinilai efektif dan efisien. Selain itu, kata Weni, alat itu juga memiliki kemampuan kerja yang cepat.
"Kebetulan di Jakarta rata-rata lempung, tanah merah, cenderung mudah untuk dikupas atau digali, sehingga tipe tunnel boring machine ini sudah yang paling efektif efisien," kata Weni.
"Dan secara cost (harga), juga sudah paling murahnya dalam kelasnya lah, kira-kira gitu. Dan dia kerjanya juga cukup cepat. Sebenernya kerjanya cepet, 10 meter, 12 meter, jadi untuk terowongannya kurang lebih satu tahun udah selesai. Kayak ke arah Monas ke Thamrin, itu kurang lebih sampai satu tahun setengah selesainya. Glodok Kota juga sama, tinggal sekarang yang Harmoni sampai Sawah Besar," lanjutnya.
Weni menyampaikan ada beberapa hal yang menyebabkan proses pembangunan MRT lama, salah satunya penggalian stasiun ke arah bawah. Sebab harus menggali empat lantai.
"Nah yang bikin lama itu gali stasiunnya. Gali stasiunnya sampai ke bawah empat lantai, itu yang bikin memang lama," imbuhnya.
Weni mengatakan, pembangunan MRT di negara lain seperti Singapura rata-rata memakan waktu lima hingga enam tahun, bahkan ada yang sampai tujuh tahun. Bahkan negara tetangga sampai takjub karena Indonesia mampu membangun MRT pertamanya dalam waktu enam tahun.
"Jadi yang progres kita di fase 1 kemaren itu cukup di-pride tetangga sekitar, karena mereka juga amaze, ini Indonesia bikin MRT pertama tapi bisa jadi dalam 6 tahun. karena biasanya yang lain lebih lama dari itu," tuturnya.
Spesifikasi Tunnel Boring Machine
Sementara itu, saat peluncuran tunnel boring machine, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menyampaikan bahwa TBM 1 akan membangun terowongan uptrack atau arah utara dari Stasiun Harmoni menuju Stasiun Mangga Besar. Dia menjelaskan spesifikasi alat tersebut.
"Diameter mesin ini mencapai sekitar 6,790 meter dengan panjang sekitar 11,950 meter. Bekerja setiap hari, TBM 1 mampu membangun sekitar 7,5-8 meter per hari. Untuk membangun tiga stasiun ini, kami akan menggunakan dua unit mesin bor terowongan," kata Tauhiyat.
"TBM 1 ini akan mulai bekerja membangun terowongan dari Stasiun Harmoni ke Stasiun Sawah Besar pada Mei 2025 dengan target penyelesaian September 2025. Lalu, melanjutkan dari Stasiun Sawah Besar menuju Stasiun Mangga Besar pada September 2025 dengan target penyelesaian Juni 2026. Sedangkan TBM 2 akan mulai bekerja pada Juli 2025 hingga September 2026," pungkasnya.
Secara umum, CP202 merupakan paket kontrak fase 2A MRT Jakarta yang membangun Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar, termasuk dua terowongan penghubung ketiga stasiun tersebut. Paket kontrak ini merupakan salah satu milestone industri konstruksi di Indonesia karena menjadi stasiun dan terowongan kereta api empat tingkat di bawah tanah pertama di Indonesia.
Progres Pembangunan MRT Fase 2
Untuk diketahui, pembangunan MRT Fase 2 atau lini Utara-Selatan meliputi fase 2A dan fase 2B. Di mana pada fase 2A rutenya yakni Bundaran HI-Kota dengan jarak 5,8 Km yang terdiri dari 7 stasiun.
Kemudian Fase 2B rutenya Kota-Ancol dengan jarak 6 Km yang terdiri dari 3 stasiun dan masih proses penjajakan. Total pembangunan keseluruhannya kurang lebih 12 Km.
Per 25 Juni 2025 progres keseluruhan fase 2A sudah 49,9%. Dimana segmen 1 Bundarah HI-Monas sudah mencapai 73,46% dengan target rampung Desember 2027.
Kemudian segmen 2 full operation Harmoni-Kota sudah mencapai 40,11% dengan target rampung Februari 2030.
(dek/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini