Menbud Dorong Digitalisasi Manuskrip RI di Perpustakaan Universitas Leiden

14 hours ago 3

Jakarta -

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon meninjau koleksi Indonesia di Perpustakaan Universitas Leiden. Dalam kunjungannya, ia juga berdiskusi dengan Direktur Perpustakaan, Kurt De Belder, dan Direktur KITLV Belanda sekaligus Dekan Leiden-Delft-Erasmus (LDE) Universities, Prof. Dr. Wim van den Doel.

Pada pertemuan ini, Fadli menekankan pentingnya penguatan akses digital terhadap koleksi Indonesia di Leiden dan keterbukaan aksesnya bagi publik, khususnya manuskrip langka dan berbagai arsip terkait sejarah nasional.

"Leiden University Library adalah pusat pengetahuan dunia terlengkap tentang Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Kolaborasi dalam digitalisasi, pelatihan, dan keterbukaan akses sangat krusial krusial untuk menjembatani generasi masa kini dengan warisan intelektual bangsa," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak Perpustakaan Leiden menjelaskan lebih dari separuh koleksi yang telah mereka digitalisasi berkaitan dengan Indonesia, termasuk koran, majalah, manuskrip dan naskah-naskah kuno. Koleksi tersebut banyak diakses oleh para peneliti, mahasiswa, seniman, hingga masyarakat umum dari Indonesia.

Hingga kini, kolaborasi dengan PNRI (Perpustakaan Nasional RI) dan ANRI (Arsip Nasional RI) terus berjalan aktif. Kolaborasi ini termasuk dalam program digitalisasi dan nominasi bersama UNESCO Memory of the World, seperti Hikayat Aceh (2023), Panji Manuskrip (2023), Babad Diponegoro (2013), La Galigo (2011), dan arsip surat-surat Kartini.

Teknologi mutakhir seperti IIIF (International Image Interoperability Framework) dan riset language model berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk membaca naskah lontar juga telah digunakan untuk membuka akses lebih luas bagi koleksi ini. Perpustakaan Leiden juga menawarkan fellowship riset setiap tahun bagi peneliti Indonesia, meskipun Direktur Perpustakaan mengakui keterlibatan akademisi Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Fadli pun menyambut baik inisiatif tersebut, termasuk gagasan berkolaborasi membangun Indonesian Global Digital Library sebagai akses koleksi digital Indonesia di dunia serta penerjemahan metadata koleksi ke dalam Bahasa Indonesia. Menurutnya, hal ini akan mempermudah publik untuk mencari dan memanfaatkan koleksi tersebut.

"Kami berharap kerja sama antara Kementerian Kebudayaan dan Perpustakaan Universitas Leiden dapat diperluas, baik dalam hal digitalisasi manuskrip, pengembangan riset, maupun pertukaran sumber daya dan keahlian. Penting untuk menjadikan warisan dokumenter Indonesia sebagai bagian integral dari lanskap pengetahuan global," ungkap Fadli.

Pada kesempatan ini, Fadli juga meninjau pameran mini koleksi dokumenter dan arsip-arsip langka Indonesia. Beberapa materi yang ditampilkan merupakan bagian dari inskripsi bersama Indonesia dan Belanda dalam UNESCO Memory of the World.

Kemudian ada pula berbagai manuskrip penting seperti Babad Diponegoro, lukisan awal Pangeran Diponegoro, manuskrip laporan penangkapan Diponegoro oleh Jenderal De Kock (1830), serta surat-surat dalam bahasa Melayu untuk Sultan Sumenep.

Fadli secara khusus meminta agar salinan digital koleksi mengenai Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa dapat dibagikan kepada Pemerintah Indonesia, untuk mendukung penyelenggaraan pameran nasional 200 Tahun Perang Diponegoro pada Juli 2025 mendatang.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |