Iran dan Israel Makin Panas

10 hours ago 2

Jakarta -

Israel dan Iran saling mengirim serangan rudal. Kali ini, kedua negara sama-sama menargetkan kilang minyak.

Dilansir Aljazeera, Minggu (15/6/2025), kementerian perminyakan Iran mengatakan kilang minyak di Isfahan diserang oleh Israel. Namun, kilang minyak tetap aktif sepenuhnya

Kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan bahwa semua unit operasional, fasilitas, dan departemen kilang minyak berada dalam kondisi stabil .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para karyawan kompleks ini, dengan upaya dan komitmen mereka yang terus-menerus, melanjutkan proses produksi dan penyediaan bahan bakar ke negara itu tanpa gangguan," bunyi pernyataan yang dikutip kantor berita tersebut.

Pernyataan itu muncul setelah serangan yang dilaporkan terjadi di kota itu.

Iran juga menyerang kilang minyak Haifa Israel. Serangan ini menyebabkan kerusakan.

Perusahaan Israel, Bazan, yang mengoperasikan kilang minyak di kota utara Haifa mengatakan telah terjadi kerusakan "lokal" pada jaringan pipa dan jalur transmisi di kompleks itu selama serangan Iran semalam, menurut media Israel.

Perusahaan itu mengatakan kilang minyaknya terus beroperasi. Walaupun begitu beberapa fasilitas lain telah ditutup. Dikatakan bahwa mereka masih menilai implikasi kerusakan tersebut.

Laporan itu muncul ketika media Israel mengatakan pasukan Iran telah menembakkan sekitar 80 rudal ke Israel semalam, termasuk 40 di bagian utara negara itu, tempat Haifa berada.

Pengusaha RI Waswas Kena Getahnya

Memanasnya konflik antara Israel dengan Iran dinilai tidak akan berdampak langsung terhadap perekonomian maupun iklim usaha di Indonesia. Sebab selama ini volume perdagangan antara Indonesia dengan kedua negara ini sangatlah minim.

"Kita kan kalau perdagangan dengan Israel dan Iran kan sangat minim ya, sangat kecil. Tapi karena dia mempengaruhi perekonomian global, ya kena ke kita juga," ucap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani kepada wartawan di Menara Kadin Jakarta, Minggu (15/6/2025).

Meski begitu, ia tidak memungkiri jika ketegangan di Timur Tengah ini akan berdampak terhadap perekonomian global seperti kenaikan harga minyak dunia yang kemudian dapat meningkatkan biaya logistik. Dampak secara global inilah yang kemudian secara tidak langsung akan mempengaruhi pengusaha Tanah Air.

"Jadi pengaruhnya lebih ke pengaruh karena dampak perekonomian global. Jadi mengenai harga minyak, kemudian dari sisi logistik. Jadi dia mempengaruhi ekonomi global kemudian mempengaruhi Indonesia," kata Shinta.

Shinta sendiri belum bisa memastikan seberapa besar dampak konflik Israel-Iran terhadap iklim usaha dalam negeri. Sebab konflik ini baru saja terjadi, dan pihaknya masih harus mengamati perkembangan kondisi perekonomian global terlebih dahulu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Bakrie menyebut meningkatnya ketegangan di Timur Tengah imbas konflik bersenjata Israel dengan Iran dapat menjadi tantangan terhadap iklim usaha di Indonesia.

Salah satu yang menjadi sorotannya terkait pengiriman tenaga kerja Indonesia ke wilayah-wilayah di Timur Tengah. Sebab para penyalur tenaga kerja ini harus lebih memperhatikan keamanan para pekerja migran di kawasan tersebut.

"Kadin tuh selalu melihat semua tantangan itu harus diperhatikan dengan baik, tapi juga satu peluang. Tantangannya ialah tentu kita mesti hati-hati mengirim pelanggan kerja kita ke Timur Tengah," kata Anindya.

Saksikan pembahasan lengkap hanya di program detikPagi edisi Senin (16/06/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube, TikTok dan Facebook detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"

(vrs/vrs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |