Jakarta -
Pemilihan Abang None Jakarta kembali menunjukkan pesonanya. Bukan hanya jadi agenda pariwisata tahunan warga ibu kota, ajang ini juga berhasil menarik perhatian duta budaya dari berbagai daerah.
Malam puncak ke-53 yang berlangsung Jumat (26/9) lalu di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, terasa lebih hangat dengan kehadiran perwakilan Dimas Diajeung Yogyakarta, Bagus Jegeg Bali, hingga Cak Ning Surabaya. Mereka tampil dengan busana khas daerah masing-masing menambah warna dalam pesta penobatan Abnon tahun ini.
Perwakilan Bagus Bali, Putu Owen Purusa Arta, mengaku terkesan dengan sistem seleksi Abang None.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di Jakarta, perwakilan dari tiap wilayah bisa tiga pasang untuk maju ke tingkat provinsi, sementara di Bali hanya satu pasang saja. Dari sini kami belajar banyak, mulai dari teknis pemilihan, sistem organisasinya, hingga cara mereka mempromosikan wisata dan kuliner. Sangat berkesan bisa hadir tahun ini," kata Owen dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
Sejalan dengan itu, perwakilan Jegeg Bali, Indah Trilosanti, menilai kualitas finalis Abang None Jakarta patut diacungi jempol.
"Setiap tahunnya, event ini memang selalu ditunggu masyarakat Jakarta. Dan malam ini kita melihat sendiri, anak-anak muda Jakarta sudah sangat siap untuk berkolaborasi dengan pemerintah maupun instansi lain dalam memajukan kotanya," ujarnya.
Kesan serupa disampaikan perwakilan Dimas Yogyakarta, Naufal, yang menilai Abang None Jakarta mampu memberi inspirasi lintas daerah.
"Penyelenggaraan Abang None Jakarta 2025 ini sangat luar biasa. Jawaban para finalis sangat menginspirasi. Mereka adalah representasi generasi muda yang bisa memberikan dampak nyata, bukan hanya untuk DKI, tapi juga bagi perkembangan Indonesia dari berbagai sektor," tutur Naufal.
Hadirnya duta budaya dari berbagai kota menegaskan bahwa Abang None Jakarta kini lebih dari sekadar seleksi putra-putri terbaik ibu kota. Ajang ini juga jadi ruang silaturahmi dan pertukaran gagasan antar-daerah, sekaligus panggung kolaborasi budaya generasi muda Nusantara.
(anl/ega)