Alasan Warga Muara Angke Tetap Bertahan Meski Sering Dilanda Banjir Rob

12 hours ago 5

Jakarta -

Genangan air laut pasang hampir tiap hari membasahi jalanan hingga merendam rumah-rumah warga di Muara Angke, Jakarta Utara. Meski hidup berdampingan dengan banjir, sebagian besar warga tetap enggan pindah dari kawasan tersebut.

Meski tinggal di wilayah yang kerap terendam rob, warga enggan direlokasi. Rumah milik pribadi dan kekhawatiran soal biaya hidup di tempat baru menjadi pertimbangan utama.

"Pengen punya rumah yang layak, nggak kerendem terus. Tapi ya berat buat pindah. Di sini rumah sendiri, kalau pindah ngontrak atau rusun kan kudu bayar sewa lagi," kata seorang warga bernama Ameh saat ditemui di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (14/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga lainnya, Lela (52), juga mengaku enggan meninggalkan rumahnya. Ia ogah untuk beradaptasi dan tak tersedianya biaya untuk menyewa rumah.

"Dari muda saya udah di sini. Kalau pindah butuh biaya, mindahin barang, adaptasi lagi. Udah biasa juga banjir di sini," kata Lela.

Senada dengan Ameh dan Lela, Sri (46) mengaku sudah terbiasa dengan banjir rob yang hampir setiap hari merendam kampungnya.

"Ya sudah biasa di sini sih. Sudah biasa, sudah nggak kaget," kata Sri saat ditemui di lokasi.

Ia yang sudah 20 tahun terakhir tinggal di Muara Angke tak berniat untuk pindah rumah ke tempat yang lebih nyaman. Sebab hal itu memerlukan biaya tambahan.

"Kalau pindah kontrakan atau rusun kan harus pakai sewa, duit lagi kan. Ya betah-betahin aja di sini," ungkapnya.

Pembangunan Tanggul Rob

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengunjungi pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di Muara Angke, Jakarta Utara. Pramono mengatakan pembangunan tanggul sepanjang 1,4 kilometer (km) ini ditargetkan rampung Desember mendatang.

Pramono menjelaskan pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di Muara Angke ini menjadi bagian dukungan Pemprov DKI Jakarta terhadap program Giant Sea Wall yang digagas pemerintah pusat. Namun dia mengatakan pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini merupakan langkah jangka menengah.

"Pemerintah Jakarta memulai hal baru untuk penanganan yang bersifat jangka menengah terlebih dahulu. Hari ini kita akan bangun tanggul kurang lebih 1,4 kilometer," kata Pramono di Muara Angke, Kamis (11/6).

Dia menyebut pembangunan tanggul mitigasi banjir rob saat ini memiliki elevasi 1,8 meter. Dia menyebut tanggul ini pun akan ditambah ketinggian 2,5 meter dan diperkirakan selesai pada Desember 2025.

"Tanggulnya dinaikkan 2,5 ya, plus 2,5. Artinya kalau plus 2,5 maka ada upaya untuk menahan kalau kemudian air robnya naik sampai dengan 2,5, di atas 2,5. Sekarang ini elevasinya kurang lebih 1,8. Mudah-mudahan pembangunan ini akan selesai sampai dengan bulan Desember," jelas Pramono.

Pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini sudah diwacanakan sejak tahun lalu. Tanggul ini diharapkan bisa meminimalkan banjir rob yang kerap terjadi di permukiman warga pesisir Jakarta.

Tanggul mitigasi rencananya dibangun di beberapa titik, seperti Muara Angke, Pluit, Muara Baru, Sunda Kelapa, Marunda (Rumah Si Pitung), dan Jalan RE Martadinata. Tanggul dibangun sembari menunggu pembangunan tanggul laut atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN/NCICD), yang rampung pada 2030.

(bel/aik)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |