Jakarta -
Kota Malang resmi ditetapkan sebagai Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative City) di bidang Media Arts, berdasarkan pengumuman Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay pada peringatan World Cities Day 2025 di markas besar UNESCO. Penetapan ini menandai langkah penting bagi Kota Malang di kancah global.
Kota Malang menjadi satu dari 58 kota yang masuk dalam UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2025, dan menjadi kota pertama di Jawa Timur yang meraih pengakuan dunia di bidang seni media. Dengan capaian ini, Kota Malang menegaskan posisinya sebagai kota kreatif dengan ekosistem digital dan seni yang dinamis.
Menanggapi kabar gembira tersebut, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas prestasi yang dicapai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kota Malang. Predikat ini adalah buah kerja kolaboratif antara pemerintah daerah, komunitas, akademisi, sektor swasta, dan media yang bersama-sama membangun ekosistem kreatif di Kota Malang," ucapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/11/2025).
Wahyu menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menerima surat resmi dari Asisten Direktur Jenderal Sektor Budaya UNESCO, Ernesto Ottone R, yang menegaskan hasil asesmen atas proposal Kota Malang untuk menjadi bagian dari jejaring kota kreatif dunia. Dalam surat tersebut disebutkan, Malang memiliki kapasitas kuat dalam pengembangan Media Arts, meliputi gim, animasi, digital storytelling, makerspace, serta dukungan aktif dari universitas dan pelaku ekonomi kreatif muda.
"Penetapan ini menjadi kado istimewa menjelang pelaksanaan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) yang akan digelar di Kota Malang pada 8 November 2025. Momentum ini memperkuat posisi Malang sebagai pusat kreativitas nasional sekaligus kota dengan daya saing global," imbuh Wahyu.
Sebagai Kota Kreatif bidang Media Arts, Kota Malang berfokus pada pengembangan ekosistem seni digital, perluasan akses budaya berbasis teknologi, serta program pembinaan bagi seniman muda. Langkah ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang mencakup pendidikan berkualitas, pekerjaan layak, pertumbuhan ekonomi, dan kota berkelanjutan.
Selain di bidang ekonomi kreatif, Malang juga terus berbenah dalam pembangunan fisik dan tata kota. Wahyu menyinggung rekomendasi Kementerian Pekerjaan Umum PUPR yang mengusulkan Malang sebagai salah satu kandidat kota metropolitan yang masuk dalam rancangan 50 Kota Prioritas 2025-2029.
"Status ini akan memperkuat sinergi antara pembangunan fisik dan penguatan sektor kreatif yang menjadi penggerak ekonomi baru di Kota Malang," lanjutnya.
Sebagaimana disampaikan Menteri Pekerjaan Umum Doddy Anggodo pada Indonesia International Sustainability Forum 2025 di Jakarta, nantinya akan ada 50 kota prioritas di Indonesia. Kota-kota tersebut terbagi menjadi 10 metropolitan area, 4 kota metropolitan yang diusulkan termasuk Kota Malang, 4 kota kecil spesial, serta 36 kota lain yang dikategorikan sebagai kota industri, pariwisata, perdagangan, dan pendidikan.
Disisi lain, Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO di Paris, Satrya Wibawa menegaskan pengakuan terhadap Kota Malang menunjukkan pemerataan ekosistem kreatif di Indonesia.
"Penambahan Kota Malang membuktikan bahwa kreativitas Indonesia tumbuh kuat di daerah yang memiliki akar budaya, inovasi digital, dan energi kolaborasi yang luar biasa," ujar Satrya.
Ia menambahkan, status Kota Kreatif UNESCO bukan sekadar penghargaan, tetapi juga mandat untuk memperkuat kerja sama internasional melalui program, festival, riset, serta jejaring kreatif lintas negara.
Sebagai Kota Media Arts, Malang akan memiliki kesempatan luas untuk berkolaborasi dengan kota-kota sejenis di dunia, seperti Changsha (Tiongkok) dan Gwangju (Korea Selatan). Kolaborasi ini diharapkan memperkaya pertukaran praktik terbaik dalam pengembangan industri kreatif digital berbasis kearifan lokal dan inovasi teknologi.
Dengan pengakuan ini, Malang kini sejajar dengan kota-kota kreatif dunia dan semakin mengukuhkan identitasnya sebagai kota muda, inovatif, dan berkarakter budaya, sekaligus menjadi representasi semangat baru ekonomi kreatif Indonesia.
(prf/ega)


















































