KPK Telaah Info dari Publik Terkait Aliran Duit RK

3 hours ago 1

Jakarta -

KPK masih terus menelusuri aliran dana nonbujeter pengadaan iklan Bank BJB, yang diduga turut mengalir ke Ridwan Kamil (RK) semasa menjabat Gubernur Jawa Barat. KPK akan menelaah informasi dari masyarakat terkait aliran uang dari RK ke pihak-pihak lain.

"Informasi-informasi dari masyarakat seperti ini, tentu ini menjadi pengayaan bagi penyidik dan ini penting. Nanti kami akan cek validitas dari informasi tersebut," kata Jubir KPK Budi Prasetyo di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025).

Budi meminta masyarakat melapor jika mendapatkan informasi terkait aliran dana dalam kasus ini. Nantinya, kata Budi, KPK akan menindaklanjutinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan jika masyarakat memiliki data ataupun informasi awal yang valid, silakan bisa disampaikan kepada kami," kata dia.

"Nanti kami akan cek, dan tentunya nanti bisa dilakukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang bisa menjelaskan terkait dengan informasi tersebut," tambahnya.

Budi menjelaskan KPK menggunakan metode follow the money dalam mencari aliran uang terkait kasus ini. KPK akan menelusuri siapa saja yang menerima aliran uang itu.

"KPK tidak berhenti di Pak RK saja. KPK melakukan follow the money, ada dugaan bahwa aliran uang tersebut tidak berhenti di Pak RK saja. Nah, ini kemudian ditelusuri," ujarnya.

Nama Lisa Mariana sempat muncul dalam pemeriksaan terkait aliran dana dalam kasus ini. Adakah nama-nama lainnya?

Budi Prasetyo yang ditanya perihal itu belum bisa memberikan jawaban pasti. Namun dia memastikan KPK bekerja dengan prinsip follow the money di mana siapa pun yang diduga berkaitan dengan perkara yang sedang ditangani maka bisa saja dimintai keterangan.

"Belum bisa kami sebutkan. Mungkin ada, ini masih terus didalami aliran ke mana saja," ujar Budi di KPK, Selasa (23/12). Budi menjawab pertanyaan adakah pihak selain LM yang menerima aliran duit dari RK.

"Pemanggilan seseorang dalam proses penyidikan perkara khususnya terkait dengan perkara BJB ini tentu berbasis pada informasi ataupun bukti awal yang kemudian menjadi basis penyidik untuk meminta keterangan kepada pihak-pihak yang diduga mengetahui terkait dengan konstruksi perkara maupun terkait dengan aliran-aliran uang tersebut," imbuhnya.

RK sendiri diperiksa sekitar 6 jam lamanya oleh KPK pada Selasa (2/12). Saat itu, RK menyebut pemanggilan oleh KPK menjadi hal yang ditunggunya.

"Ya jadi pertama saya sangat bahagia karena ini momen yang ditunggu-tunggu, berbulan-bulan ingin melakukan klarifikasi kan ya. Nah hari ini saya sudah melakukan klarifikasi sebagai penghormatan pribadi pada supremasi hukum, tanggung jawab sebagai warga negara, memberikan keterangan seluas-luasnya, tanggung jawab pribadi sebagai anak bangsa untuk menunjukkan transparansi dan akuntabilitas," kata RK kepada wartawan seusai pemeriksaan.

KPK sendiri telah menetapkan lima tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Yuddy Renaldi selaku eks Dirut Bank BJB; Widi Hartono (WH) yang menjabat Pimpinan Divisi Corporate Secretary Bank BJB; serta Ikin Asikin Dulmanan (IAD), Suhendrik (S); dan Sophan Jaya Kusuma (RSJK) selaku pihak swasta.

Perbuatan kelimanya diduga telah menimbulkan kerugian negara hingga Rp 222 miliar. KPK menduga duit tersebut masuk sebagai dana pemenuhan kebutuhan nonbujeter.

Para tersangka saat ini belum ditahan. KPK sudah minta Ditjen Imigrasi mencegah mereka ke luar negeri selama enam bulan dan bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan penyidikan.

(ial/whn)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |