Jakarta -
Polemik baru muncul dari Makan Bergizi Gratis (MBG). Memasuki masa libur sekolah sejumlah pihak membahas keberlanjutan nasib program prioritas presiden ini. Dari pihak penyelenggara MBG, Badan Gizi Nasional (BGN), program ini direncanakan tetap berjalan hingga masa libur sekolah di Januari nanti.
Rencana ini mendapatkan sambutan positif dari Komisi X DPR RI. Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR, memberi dukungan penuh mendukung MBG berjalan di libur sekolah. Alasan utama Hetifah adalah agar kebutuhan gizi para siswa tetap terpenuhi meski tidak sedang beraktivitas di sekolah.
Ia menjelaskan jika MBG merupakan langkah preventif untuk menjaga status gizi anak. Meski demikian, dirinya juga memberikan sejumlah masukan agar MBG tetap relevan di masa libur sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, penyesuaian jenis menu. Selama masa libur, MBG disalurkan dalam bentuk menu kering atau tahan simpan seperti abon, roti, atau bolu, sehingga lebih aman dan praktis," kata Hetifah.
Kedua, Hetifah meminta agar distribusi MBG dapat tepat sasaran dan efektif. Untuk itu, perlu adanya kerjasama dengan sejumlah pihak mulai SPPG, sekolah, murid, hingga wali murid. Ketiga, Ia juga menginginkan agar ada penguatan kerja sama dengan UMKM lokal. Hal ini agar suplai bahan MBG terjaga sekaligus memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Sikap Ketua Komisi X DPR tersebut bertolak belakang dengan usul dari Komisi IX DPR RI. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, mengusulkan agar anggaran MBG yang dilaksanakan saat masa libur sekolah dialihkan untuk kebutuhan yang lebih mendesak. Salah satu contohnya adalah untuk membantu korban bencana.
"Alih-alih memaksakan program di masa yang kurang relevan, bukankah lebih bijak bila anggaran tersebut dialihkan untuk merespons kebutuhan mendesak lainnya?" kata Charles dikutip dari detikNews, Senin (22/12/2025).
"Misalnya, membantu korban bencana di Sumatera atau memperkuat fasilitas kesehatan dan pemulihan gizi di daerah terdampak stunting akut," sambungnya.
Charles kemudian menyoroti efektivitas pembagian MBG di masa libur sekolah. Ia menyebut jika perbedaan ekosistem belajar saat masuk dan libur sekolah berbeda sehingga strategi distribusi MBG dengan komposisi makanan dan minuman kemasan tidak sesuai dengan tujuan awal MBG.
Ia justru menyoroti peran orang tua yang seharusnya diperbesar saat anak-anak melewati masa libur sekolah. Ia menyebut jika orang tua memiliki peran lebih besar dalam pemenuhan gizi anak di rumah. Terlebih, saat masa libur, waktu yang dimiliki cukup banyak, sehingga orang tua dinilai mampu menyiapkan makanan bergizi bagi anak-anak mereka.
"Sekolah libur berarti ekosistem belajar, tempat anak-anak menerima manfaat MBG, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Distribusi makanan kering di masa libur, yang menurut laporan lapangan banyak berisi produk kemasan dan ultra processed food (UPF), berisiko melenceng dari tujuan awal program ini, yakni memperbaiki status gizi anak-anak Indonesia," ujarnya.
Lalu bagaimana perkembangan informasi ini? Benarkah ada opsi untuk mengalihkan sementara MBG kepada kelompok rentan, ibu hamil, dan menyusui? Ikuti ulasannya dalam detikSore!
Menindaklanjuti berbagai isu pembangunan infrastruktur di wilayah Jawa Barat, detikSore akan menghadirkan Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Daddy Rohanady. Bersama dia, detikSore mencoba membedah bagaimana efektivitas pembangunan infrastruktur di Jawa barat memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Tidak hanya itu, detikSore juga akan mengulas bagaimana efek-efek yang muncul tatkala Dedi Mulyadi menghentikan perizinan pembangunan perumahan di seluruh Jawa Barat. Ikuti obrolannya dalam wawancara khusus detikSore.
Beralih ke berita daerah, detikSore akan mendalami rencana penutupan Tempat Pembuangan Akhir sampah Suwung. Mengutip detikBali, Kepala UPTD TPA Suwung belum memberikan keterangan terkait operasional TPA menjelang penutupan. Pihak UPTD mengarahkan konfirmasi kebijakan dan teknis operasional melalui satu pintu sesuai arahan pemerintah provinsi.
Apa dampak penutupan ini? Ikuti laporan Jurnalis detikBali selengkapnya.
detikSore menghadirkan sosok inspiratif Ferra Menajang, perempuan yang bersama keluarganya mendedikasikan hidup mereka untuk merawat ODGJ perempuan. Berangkat dari rasa prihatin dan kasih sayang, ia membuka ruang pemulihan bagi mereka yang sebelumnya hidup di jalanan tanpa perhatian.
Dalam proses rehabilitasi, Ferra tidak mengandalkan obat-obatan. Ia percaya pendekatan kasih dan rohani menjadi kunci utama pemulihan. Hasilnya terlihat nyata: para ODGJ mampu hidup disiplin, berkomunikasi dengan baik, hingga produktif melalui pembuatan prakarya.
Lantas, bagaimana proses Ferra merawat dan memulihkan para ODGJ binaannya? Apa tantangan terbesar dalam merawat ODGJ? Temukan jawabannya bersama Ferra Menajang, Ketua Yayasan Gerasa dalam segmen Sunsetalk nanti.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"
(vys/gub)

















































