PAPUA - Di bawah langit biru Papua yang membentang luas, dan di tengah hijaunya pegunungan yang memeluk Kampung Dambet, Pos Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) menjelma menjadi oase penyembuhan dan kehangatan. Hari ini, Minggu (13/04/2025), satu per satu langkah kaki warga Kampung Dambet tertuju ke pos, bukan karena tugas atau paksaan, melainkan karena harapan akan sentuhan kasih dan uluran tangan para prajurit yang berhati mulia.
Di antara mereka tampak James (48), seorang ayah dan anggota masyarakat yang setia mengenakan topi rajut kebanggaan dan kalung manik-manik warna-warni yang menjadi ciri khas tanah Papua. Langkahnya sedikit tertatih, membawa keluhan sakit maag yang telah lama menggerogoti kesehatannya. Namun, di pos itu, ia menemukan bukan hanya obat, tetapi juga pendengar yang penuh perhatian dalam sosok seorang prajurit TNI. Terlihat jelas bagaimana percakapan hangat terjalin, kekhawatiran James perlahan sirna tergantikan oleh rasa lega setelah menerima penanganan dan obat yang dibutuhkan.
Pemandangan yang tak kalah menyentuh adalah kehadiran anak-anak Kampung Dambet. Dengan langkah riang namun sedikit cemas, mereka datang membawa luka-luka kecil, goresan di kulit, atau keluhan kesehatan lainnya. Namun, ketegangan di wajah polos mereka seketika mencair saat disambut dengan senyum tulus dari Pratu Yoshua Arlan, tenaga kesehatan Satgas. Dengan penuh kelembutan, Pratu Yoshua membersihkan luka, mengoleskan salep, dan memberikan obat, seolah mengusir rasa sakit dan ketakutan dari benak mereka. Di sudut pos, terlihat anak-anak duduk tenang, beberapa di pangkuan orang tua, menanti giliran dengan mata penuh rasa ingin tahu namun tanpa sedikit pun raut kecemasan.
Letda Inf Herman Mapparatte, Komandan Pos Dambet, dengan suara penuh keyakinan menjelaskan bahwa kegiatan ini jauh melampaui sekadar pemberian pelayanan kesehatan. "Ini adalah wujud nyata dari pendekatan humanis TNI kepada saudara-saudara kita di pedalaman. Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga besar mereka. Kepedulian terhadap kesehatan adalah salah satu cara kami menunjukkan bahwa kami ada dan peduli, " tuturnya dengan tulus.
Kisah di Pos Dambet ini adalah lukisan indah tentang harmoni antara TNI dan masyarakat. Di sana, seragam loreng bukan lagi simbol kekuatan semata, melainkan representasi dari hati yang mengayomi dan tangan yang siap membantu. Di sana, tawa anak-anak dan ucapan terima kasih tulus dari orang dewasa menjadi melodi indah yang mengiringi pengabdian para prajurit.
Menyaksikan dedikasi dan kehangatan personelnya di Dambet, Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menyampaikan rasa haru dan kebanggaannya. "Saya tergetar melihat bagaimana para prajurit Yonif 700/Wira Yudha Cakti tidak hanya menjalankan tugas pokoknya, tetapi juga hadir sebagai sosok yang mengulurkan tangan kasih kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mereka berikan adalah bukti nyata bahwa TNI selalu hadir untuk rakyat, dalam suka maupun duka. Inilah esensi kemanunggalan TNI-Rakyat yang sesungguhnya, di mana kepedulian dan empati menjadi landasan utama dalam setiap pengabdian, " pungkas Mayjen TNI Lucky Avianto dengan nada penuh apresiasi.
Di Kampung Dambet, di bawah langit biru yang membentang tanpa batas, terukir kisah tentang prajurit yang hadir bukan hanya dengan senjata, tetapi juga dengan hati yang penuh cinta dan kepedulian. Uluran tangan mereka bukan hanya mengobati luka fisik, tetapi juga menanamkan benih kepercayaan dan mempererat ikatan persaudaraan yang tak ternilai harganya.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono