Pesan Puan ke Pemerintah yang Mau Tulis Ulang Sejarah RI: Jas Merah!

9 hours ago 2

Jakarta -

Ketua DPR Puan Maharani menanggapi rencana pemerintah terkait penulisan ulang sejarah Indonesia. Puan memastikan DPR akan meminta penjelasan pemerintah mengenai rencana tersebut.

"Komisi X sudah mulai melakukan RDPU, meminta masukan dari kalangan masyarakat, khususnya sejarawan. Bagaimana terkait dengan hal tersebut," kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).

"Kami juga dari Komisi X akan meminta penjelasan dari pemerintah terkait dengan penulisan ulang sejarah itu seperti apa," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, dalam penulisan ulang sejarah, yang terpenting ialah tidak adanya pengaburan sejarah. Puan meminta agar pemerintah mengingat semboyan jangan sekali-kali melupakan sejarah atau jas merah.

"Yang penting jangan ada pengaburan atau penulisan ulang terkait sejarah, tapi kemudian tidak meluruskan sejarah. Jadi jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah," ujarnya.

Puan memahami, dalam sejarah, ada yang baik maupun yang pahit. Meski begitu, menurutnya, sejarah tetap harus diperlihatkan ke generasi muda.

"Bahwa Indonesia itu berdiri oleh pahlawan-pahlawan kita, oleh apa pun yang terjadi, ya harus tahu kenapa Indonesia berdiri pahit dan getirnya, berhasil baiknya itu karena memang sudah banyak sekali hal yang terjadi," paparnya.

Lebih lanjut, Puan mengingatkan pemerintah tidak buru-buru menyelesaikan penulisan ulang sejarah. Diketahui, penulisan ulang sejarah Indonesia ditargetkan selesai sebelum 17 Agustus 2025.

"Itu pasti jangan terburu-burulah. Namanya penulisan sejarah itu harus dilakukan secara hati-hati," tuturnya.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebelumnya menargetkan penulisan sejarah Indonesia rampung pada Agustus 2025 bertepatan dengan HUT ke-80 RI. Fadli Zon menjelaskan akan ada beberapa pembaruan dalam sejarah yang ditulis ulang itu.

"Sekarang baru dalam proses, yang menuliskan ini para sejarawan. Tahun ini (rencananya diluncurkan, red.), (saat) 80 tahun Indonesia merdeka," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon dilansir Antara, Senin (5/5).

Fadli kemudian menjelaskan proyek penulisan sejarah versi terbaru itu dikerjakan 100 lebih sejarawan dan para ahli dari berbagai universitas di Indonesia. Untuk bagian-bagian yang direvisi, ditambahkan, ataupun diluruskan pun mengikuti hasil kajian para ahli, dan buku-buku sejarah Indonesia yang dituliskan sebelumnya.

"Kami akan update dan menambah beberapa jilid tentu mendasarkan kepada buku-buku yang sudah ada. Kami melibatkan lebih dari 100 sejarawan dari semua perguruan tinggi, dari banyak perguruan tinggi yang memang sejarawan, yang ahli di bidangnya untuk punya kompetensi menulis, dan juga editing (menyunting, red.) di dalam buku itu," jelas Fadli Zon.

(amw/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |