Upaya Kemenbud Lestarikan Musik Keroncong sebagai Warisan Budaya

3 hours ago 3

Jakarta -

Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Film, Musik, dan Seni bersama Pemerintah Kota Blitar dan Yayasan Svara Irama Nusantara, menyelenggarakan gelaran Keroncong Svaranusa 2025 di Aloon-aloon Kota Blitar. Perhelatan ini menjadi momentum penting untuk merayakan kemegahan seni budaya bangsa.

Menurut Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, perhelatan ini jadi komitmen Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan musik keroncong sebagai warisan budaya. Dia kemudian mengaitkan spirit Blitar sebagai Kota Proklamator dengan musik keroncong.

"Kota Blitar merupakan lokasi dan titik ikonik yang menghubungkan musik keroncong dengan semangat perjuangan bangsa," ungkap Fadli Zon dalam keterangannya, Minggu (14/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, ia menuturkan keroncong adalah salah satu warisan budaya yang memainkan peran penting dalam sejarah bangsa.

"Keroncong adalah musik yang sangat penting, banyak yang tidak tahu bahwa pertama kali lagu Indonesia Raya direkam oleh W.R. Soepratman dalam bentuk instrumentalia keroncong," tuturnya di hadapan lebih dari lima ribu masyarakat yang memadati Aloon-aloon Kota Blitar.

Adapun perjalanan keroncong dalam sejarah musik Indonesia tercatat sejak abad ke-16 silam. Melalui proses akulturasi dan transformasi, lantunan keroncong menjadi harmoni yang khas bagi Indonesia. Keroncong Svaranusa memberi ruang bagi para musisi keroncong untuk bereksplorasi, berinovasi, dan mengolah kembali warisan tradisi.

Fadli Zon juga menyampaikan upaya pemajuan kebudayaan yang sejalan dengan amanat konstitusi. Dirinya menjelaskan Pasal 32 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi landasan dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Kekayaan budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Rote, harus dilestarikan bersama.

Kekayaan warisan budaya ini disebutnya sebagai megadiversity. Kekayaan ekspresi tari-tarian, musik, alat musik, seni pertunjukan, ritus, hingga manuskrip tersebar di Nusantara. Potensinya sampai puluhan ribu, termasuk permainan tradisional, olahraga tradisional, pangan lokal, dan ekspresi budaya lainnya.

"Kita sangat senang sekali bahwa keroncong sampai sekarang masih hidup dan kita lestarikan karena ini sebagai bagian dari ekspresi budaya Indonesia yang dikenal seluruh dunia," tegas Fadli Zon.

Fadli Zon berharap gelaran Keroncong Svaranusa dapat menggugah kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memaknai musik keroncong sebagai bagian dari nilai luhur bangsa. Ia menegaskan, ke depan dunia akan banyak berbicara mengenai Cultural Creative Industry (CCI) atau industri budaya dan kreatif, sehingga budaya Indonesia tidak hanya penting sebagai identitas, tetapi juga memainkan peran strategis dalam pengembangan industri sekaligus penguatan ekonomi budaya nasional.

"Terima kasih kepada maestro kita yang telah mengangkat keroncong, musik Indonesia, ke kancah dunia. Marilah kita menjadi bagian dalam pemajuan kebudayaan, karena budaya inilah treasure kita," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Kota Blitar sebagai tuan rumah.

"Atas nama Pemerintah Kota Blitar, kami mengucapkan selamat datang kepada Bapak Menteri Kebudayaan dan seluruh maestro keroncong, sekaligus memberikan apresiasi atas terpilihnya Kota Blitar. Banyak tempat yang dikunjungi tetapi Kota Blitar berbeda dan istimewa," ungkapnya.

Acara ini dibuka oleh penampilan Sanggar Rara Ireng yang menyuguhkan pertunjukan harmoni musik dan tari bertajuk Heritage in Motion, acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada maestro keroncong tanah air yang telah berjasa dalam melestarikan dan menggaungkan keroncong hingga panggung global. Penghargaan diberikan langsung oleh Fadli Zon kepada Waldjinah, Sundari Soekotjo, dan Tuti Maryati.

Turut diserahkan juga secara langsung album keroncong Wirakarya Svaranusa oleh Ketua Pelaksana Svaranusa, Reksada Belly Pradana, kepada Fadli Zon. Album tersebut diciptakan oleh 30 musisi dengan 8 lagu orisinil ragam genre keroncong. Lagu-lagu tersebut ialah hasil kurasi dari lokakarya Svaranusa di Bandungan, Kabupaten Semarang pada 15-18 Juli 2025 silam. Kini album tersebut sudah dapat dinikmati di platform musik digital.

Masih di lokasi yang sama, Keroncong Svaranusa 2025 turut menghadirkan Blitar Art Exhibition: Pameran Seni Rupa dan Keris. Sebelum menikmati suguhan musik keroncong, Fadli Zon menyambangi pameran tersebut dan berkeliling sambil berdiskusi dengan komunitas seni dan budaya lokal Jawa Timur. Pameran ini menampilkan koleksi keris, karya lukisan, hingga kerajinan alat musik tradisional dari berbagai komunitas daerah di Jawa Timur, sehingga menjadi ruang apresiasi yang merekatkan nilai sejarah, estetika, dan identitas budaya.

Selanjutnya, panggung Keroncong Svaranusa 2025 dimeriahkan oleh penampilan para musisi keroncong kenamaan, antara lain Orkestra Svaranusa, Endah Laras, Is Pusakata, Silvi Kumalasari, Patria Irama Blitar, Gita Abadi Tulungagung, Pelakor Makassar, serta sejumlah grup keroncong lainnya yang menambah semarak suasana perhelatan budaya ini.

Lebih dari sekadar pertunjukan seni, inisiatif ini juga memerlukan kolaborasi lintas sektor. Sinergi ini dilakukan guna menjaga keberlanjutan warisan leluhur agar tetap bernilai tinggi, hidup, dan memberi makna bagi generasi mendatang. Tak kalah penting, menekankan seni dan budaya yang mampu membuka pintu dialog dan menjadi perekat bangsa di tengah keragaman.

Sebagai informasi, turut hadir hadir agenda ini, Wakil Wali Kota Blitar, Elim Tyu Samba; sejumlah Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota, dan Wakil Walikota di Jawa Timur dan Jawa Tengah; Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayudha; Direktur Festival, Musik, dan Seni, Syaifullah Agam; Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur, Endah Budi Heryani; jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Blitar; dan deretan seniman, budayawan, serta komunitas musik keroncong.

Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan berkomitmen penuh untuk mendukung setiap inisiatif yang bertujuan menjaga, mengembangkan, sekaligus memanfaatkan seni dan budaya bangsa. Penyelenggaraan Keroncong Svaranusa 2025 yang kini berlangsung selama empat tahun berturut-turut diharapkan mampu menginspirasi sekaligus mendorong daerah lain di Indonesia untuk turut mewadahi kekayaan budaya lokal.

(akd/akd)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |