Megawati Colek Fadli Zon di Acara Guntur Soekarnoputra: Kita Boleh Berbeda

10 hours ago 4

Jakarta -

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat berbicara soal tidak mudah menjadi Indonesia. Megawati juga berkata ke Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon bahwa berbeda itu diperbolehkan.

Hal itu disampaikan Megawati kepada Fadli Zon dalam acara pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/6/2025). Mulanya, Megawati membahas soal TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.

"Ketika Bung Karno itu dijatuhkan TAP, namanya TAP-nya itu MPRS Nomor 33 Tahun 1967, itu tidak pernah orang mencoba bertanya, kenapa sih TAP itu dijatuhkan? Sepertinya, saya suka bilang, kalau ada nyanyian sunyi sepi sendiri, itu saya pikir ini orang Indonesia lupa bahwa mereka orang Indonesia," kata Megawati dalam sambutannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Megawati mengatakan tidak gampang menjadi Indonesia. Menurutnya, sejarah seolah dipotong dan hanya diingat ketika zaman Orde Baru.

"Menjadi Indonesia itu bukannya gampang, tapi sekarang sepertinya sejarah itu hanya dipotong, cap, diturunkan TAP ini, lalu yang namanya sejarah itu hanya ketika zaman Orde Baru," kata Megawati.

"Padahal, kalau ada, saya suka mengatakan, kalau diberi ceramah, memberi ceramah, saya ingin bilang, kalau ada yang tidak setuju, angkat tangan, nama, telepon, nanti ketemuan sama saya, saya bisa menerangkan bahwa ini adalah aliran sejarah yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang seharusnya sebagai insan republik ini, tahu apa dan bagaimana sejarah kita," imbuhnya.

Megawati lalu menyapa Fadli Zon yang juga hadir dalam acara ini. Ia berkata kepada Fadli bahwa berbeda itu diperbolehkan, seperti konsep Bhinneka Tunggal Ika.

"Ini kebetulan ada Pak Menteri Kebudayaan, kita boleh berbeda, Bung Karno juga bilang begitu, malah dibuat namanya Bhinneka Tunggal Ika, bermacam-macam, tapi satu jua, tapi jangan, jangan sepertinya, terus ada bagian dari manusia Indonesia, sepertinya dibedakan," ujarnya.

Dia mengatakan semangat pancasilais harus digaungkan dengan lantang dengan ucapan dan tindakan. Dia menyoroti apakah semangat pancasilais hanya dilakukan secara lisan.

"Jadi padahal kita katanya, katanya, kalau saya pasti pancasilais, yang hadir saya tidak tahu, apakah hanya verbal Pancasila, atau memang pancasilais," ujarnya.

Sebagai informasi, sejumlah tokoh turut menghadiri acara pembukaan pameran foto ini, di antaranya Ketum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Acara ini bertajuk 'Pameran Foto Gelegar Foto Nusantara 2025: Potret Sejarah dan Kehidupan'. Ada sekitar 550 hasil jepretan Guntur yang ditampilkan dalam pameran ini.

Kemudian, hadir juga Wamendagri Bima Arya, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat dan Wapres ke-6 RI Try Sutrisno.

Lalu, politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Ganjar Pranowo, Ronny Talapessy, Connie Rahakundini Bakrie, Ahmad Basarah, Rano Karno (Doel), hingga Eriko Sotarduga. Hadir juga politikus PSI, Giring Ganesha.

(mib/maa)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |