Apa Itu Hamburan Rayleigh yang Bikin Heboh Langit Merah di Pandeglang?

3 hours ago 2
Jakarta -

Viral fenomena alam langit berwarna merah di Pandeglang menghebohkan masyarakat setempat beberapa hari yang lalu. Ternyata, fenomena alam tersebut merupakan fenomena optik atmosfer atau hamburan rayleigh.

Sebagai informasi, fenomena alam langit merah di wilayah Pandeglang selatan terjadi pada Kamis (18/12) petang. Sejumlah warga mengabadikan momen langka tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Tak sedikit dari mereka yang kebingungan atas peristiwa itu.

Dikutip detikcom, Minggu (21/12/2025), dari jurnal Astronomy & Astrophysics berjudul Rayleigh scattering in the atmospheres of hot stars yang ditulis oleh J Fišák dkk (2016). Hamburan Rayleigh merupakan jenis proses hamburan khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Loudon (1983), proses hamburan oleh elektron terikat dibagi menjadi tiga kasus: fluoresensi, hamburan Raman, dan hamburan Rayleigh. Dalam kasus hamburan Rayleigh, sebuah ion tereksitasi oleh foton dan bertransisi ke keadaan virtual. Keadaan ini sangat tidak stabil dan elektron segera bertransisi ke keadaan semula.

Sementara Hamburan Rayleigh menurut John William Strutt atau dikenal sebagai Lord Rayleigh merupakan efek yang menyebabkan warna biru langit dan warna merah matahari terbenam. Sementara pusat hamburan adalah molekul oksigen dan nitrogen karena keduanya memiliki kelimpahan terbesar di atmosfer Bumi. Hamburan Rayleigh juga merupakan sumber opasitas penting di atmosfer planet lain.

Hamburan Rayleigh oleh H2 terdeteksi di atmosfer eksoplanet dan diduga hamburan Rayleigh bertanggung jawab atas warna biru eksoplanet. Hamburan Rayleigh merupakan sumber opasitas penting pada bintang karena populasi atom hidrogen netral yang besar.


Penjelasan BMKG

Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Banten, Hartanto, mengatakan peristiwa itu merupakan kejadian alami atau biasa.

Dia menjelaskan hal itu terjadi karena adanya pembiasan cahaya matahari saat berada di posisi rendah atau menjelang terbenam. Menurutnya, cahaya matahari harus menempuh jarak yang lebih jauh melalui atmosfer bumi untuk sampai ke mata.

"Sehingga hanya warna dengan gelombang panjang seperti merah dan jingga yang mampu menembus atmosfer dan tertangkap oleh mata kita," kata Hartanto.

Hartanto melanjutkan munculnya warna merah yang menghias langit dipengaruhi tingginya konsentrasi uap air atau adanya partikel aerosol (debu/polutan) yang melayang di udara. Menurut dia saat ini wilayah Pandeglang sedang diguyur hujan yang memperkuat efek pantulan warna merah tersebut pada awan-awan di sekitarnya.

"Warna merah yang tampak sangat pekat biasanya dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi uap air, atau adanya partikel aerosol di udara," katanya.

Hartanto mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi spekulasi liar. Dia meminta agar terus memantau informasi perkembangan cuaca.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan kami menghimbau masyarakat untuk tetap memantau informasi cuaca resmi," ucapnya.

Penyebab Langit Berwarna Merah

Hartanto menyebutkan munculnya warna merah yang menghias langit dipengaruhi tingginya konsentrasi uap air atau adanya partikel aerosol (debu/polutan) yang melayang di udara. Menurut dia, saat ini wilayah Pandeglang sedang diguyur hujan yang memperkuat efek pantulan warna merah tersebut pada awan-awan di sekitarnya.

"Warna merah yang tampak sangat pekat biasanya dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi uap air, atau adanya partikel aerosol di udara," katanya.

Hartanto mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi spekulasi liar. Dia meminta agar terus memantau informasi perkembangan cuaca.

"Masyarakat diimbau tetap tenang dan kami mengimbau masyarakat untuk tetap memantau informasi cuaca resmi," ucapnya.


Bukan Tanda Terjadinya Bencana

BMKG memberi penjelasan terkait fenomena langka langit berwarna merah di Pandeglang. BMKG menyebut fenomena itu tidak ada kaitannya dengan tanda-tanda potensi bencana alam.

"Kejadian tersebut tidak mencirikan akan terjadinya bencana alam," kata Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Banten, Hartanto, Jumat (19/12/2025).

(yld/imk)


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |