Presiden Prabowo Subianto mengibaratkan hubungan Gerinda dan PDIP seperti adik kakak. Apa maksud dari pernyataan Prabowo usai berbicara mengenai hubungan partainya dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu?
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Arya Fernandes, memberi analisis terkait pernyataan Prabowo itu. Arya awalnya menilai pemerintah Prabowo membutuhkan stabilitas dan dukungan politik kuat.
"Pemerintahan Prabowo sedang menggencarkan banyak program besar yang menyedot banyak APBN mulai dari makan bergizi gratis, koperasi Merah Putih, sekolah rakyat, itu membutuhkan stabilitas dan dukungan politik," kata Arya kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dukungan politik itu, kata Arya, penting agar anggaran bisa disetujui DPR. Menurutnya, Prabowo belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari PDIP.
"Saat ini meskipun sudah mendapatkan dukungan besar dari fraksi lain, PDIP sebenarnya masih belum sepenuhnya dapat 'dikontrol' oleh Prabowo, karena masih ada grup di internal yang menolak bergabung pemerintah, dan sewaktu-waktu PDIP bisa berbalik arah mengkritik pemerintah, sehingga kalau itu terjadi akan berisiko dan mengganggu stabilitas politik dan ekonomi," tutur dia.
Arya Fernandes (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Arya menilai Prabowo terus berupaya menjaga hubungan baik dengan PDIP. Hal itu, kata dia, ditujukan untuk menjamin stabilitas politik.
"Target kedua menjaga hubungan baik dengan PDIP adalah memastikan stabilitas politik, yang ditandai dengan dukungan politik yang tinggi, tidak ada kritik, protes, dan kepercayaan publik yang tinggi pada pemerintah," tutur dia.
Dia menilai Prabowo membutuhkan stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, stabilitas ekonomi dapat dipengaruhi oleh stabilitas politik di dalam negeri.
"Memastikan politik domestik yang stabil saya kira menjadi keinginan pemerintah Prabowo, terutama menjaga hubungan baik dengan PDIP. Karena bila politik tidak stabil akan mengganggu kinerja ekonomi," jelasnya.
Arya menilai Prabowo sudah lama ingin mengajak PDIP masuk ke dalam pemerintahan. Namun, menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat PDIP belum bergabung dalam koalisi pemerintah.
"Prabowo memang sejak awal sudah berkeinginan sekali untuk mengajak PDIP masuk ke kabinet. Dan usaha Prabowo untuk terus melobi PDIP sepertinya nggak surut. Saya kira ada aspek-aspek lain atau faktor X yang membuat PDIP masih enggan masuk sepenuhnya, meskipun misalnya Puan sangat berkeinginan PDIP menjadi bagian dari koalisi," tutur dia.
Prabowo menyampaikan hubungan Gerindra dan PDIP seperti kakak adik itu pada peresmian Koperasi Desa Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah. Acara ini berlangsung satu hari setelah Prabowo menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo.
Kembali lagi ke pernyataan Arya, dia juga menyebut Prabowo ingin menjaga hubungan baik dengan PSI dan PDIP. Dia mengibaratkan hal itu seperti cinta segitiga.
"Saya kira karena Prabowo ingin menjaga keseimbangan politiknya dengan PDIP dan PSI. Dia tahu ketegangan politik antara PDIP dengan PSI--begitu juga antara Megawati dan Jokowi--tetapi Prabowo butuh keduanya baik Mega atau Jokowi. Ini seperti cinta segitiga," tutur Arya.
"Bagi prabowo ini seperti buah simalakama, terlalu dekat dengan Jokowi/PSI, Megawati/PDIP lepas. Begitu juga sebaliknya," lanjutnya.
Prabowo Sebut PDIP dan Gerindra Kakak Adik
Diketahui, Prabowo menyinggung hubungan PDIP dan Partai Gerindra dalam momen peluncuran Koperasi Desa Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah. Prabowo menyebut hubungan PDIP dan Gerindra seperti kakak dan adik.
Prabowo mengutip semboyan Presiden pertama RI Sukarno tentang niat menyejahterakan bangsa. Prabowo, sembari mencolek Ketua DPR RI Puan Maharani yang juga hadir, menyebut Bung Karno merupakan milik seluruh bangsa Indonesia.
"Saya percaya bahwa niat kita semua adalah ingin Indonesia lebih baik, ingin Indonesia sejahtera, ingin Indonesia sungguh-sungguh merdeka, ingin Indonesia bangkit berdiri di atas kaki kita sendiri. Itu semboyan proklamator kita, pendiri bangsa kita, Bung Karno, yang saya katakan Bung Karno adalah milik seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di Klaten, Senin (21/7).
"Nyuwun sewu, Mbak Puan, Bung Karno bapak saya juga," imbuh dia.
Ketua Umum Partai Gerindra ini juga melontarkan candaan tentang marhaen di dirinya. Elite PDIP yang hadir selain Puan, yaitu Wakil Ketua MPR RI Bambang Pacul dan Ketua Komisi I DPR Utut Adianto, tertawa mendengarkan Prabowo.
"Mungkin kalau dipotong ini (menunjuk dadanya, red), yang keluar marhaen juga ini," ujar Prabowo.
Prabowo lantas menyebut hubungan PDIP dan Gerindra seperti kakak adik. PDIP dan Gerindra berbeda kubu dalam Pilpres 2024. Prabowo kemudian mengungkit mazhab politik Barat.
"Sebenernya PDIP sama Gerindra kakak adik ini. Tapi bener, kita ini karena apa ya, demokrasi kita kan diajarkan oleh negara barat jadi nggak boleh koalisi satu itu, memang bener, harus ada yang di luar. Ngoreksi kita, gitu, ngoreksi. Tapi, ya... sedulur," kata Prabowo.
(lir/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini