Jakarta -
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer bertemu dengan Sekretaris Jenderal International Social Security Association (ISSA) Marcelo Abi-Ramia Caetano. Pertemuan terjadi di sela Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference/ILC) ke-113 yang berlangsung di Jenewa, Swiss.
Pertemuan ini menjadi langkah strategis Pemerintah Indonesia dalam memperkuat sistem perlindungan sosial, khususnya bagi pekerja di sektor digital yang kian mendominasi lanskap ketenagakerjaan nasional.
Immanuel menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sangat menaruh perhatian pada isu perlindungan tenaga kerja, termasuk pekerja digital seperti pengemudi ojek online, kurir aplikasi, dan freelancer digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintahan Pak Prabowo dan Mas Gibran sangat fokus pada pelindungan tenaga kerja, termasuk kelompok pekerja platform digital. Kami ingin memastikan bahwa setiap pekerja, baik formal maupun informal mendapatkan akses yang adil terhadap sistem jaminan sosial," ujar Immanuel dalam keterangannya, Rabu (4/6/2025).
Dalam konteks tersebut, kerja sama dengan ISSA dinilai penting untuk mendorong reformasi sistem jaminan sosial Indonesia agar lebih inklusif dan adaptif. Immanuel menyebut pertemuan ini sebagai momen strategis untuk menggali kontribusi ISSA dalam mendukung pembenahan kelembagaan dan teknis di sektor jaminan sosial nasional.
"Kami menyambut baik undangan ISSA dan berharap kolaborasi ini dapat membantu Indonesia dalam penguatan kelembagaan, penyempurnaan program, hingga peningkatan kapasitas pelaksana jaminan sosial," ungkapnya.
Lebih lanjut, Immanuel menyampaikan beberapa isu utama yang menjadi fokus Indonesia kepada ISSA antara lain adalah kebutuhan akan referensi praktik terbaik (best practices) dari negara-negara dengan kondisi serupa Indonesia, terutama terkait cakupan perlindungan bagi pekerja platform. Selain itu, Indonesia juga memerlukan asistensi teknis dari ISSA terkait tantangan kelembagaan, serta pedoman monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan program jaminan sosial lebih efektif dan terukur.
"Kami melihat ISSA sebagai mitra strategis dalam membangun ekosistem perlindungan sosial yang kuat, terutama untuk menjangkau sektor informal dan pekerja mandiri yang selama ini belum sepenuhnya terlindungi," tambah Immanuel.
Sebagai informasi, ISSA merupakan asosiasi internasional di bawah naungan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) yang didirikan pada 1927. Organisasi ini beranggotakan lembaga-lembaga jaminan sosial dari berbagai negara dan berperan penting dalam penyebaran standar, inovasi, serta praktik terbaik di bidang perlindungan sosial.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini