TNI di Ujung Timur: Saat Senjata Berganti Pelukan, Satgas Yonif 700 Jadi Pelipur Lara Mama-Mama Papua

8 hours ago 3

PAPUA - Di balik belantara dan pegunungan sunyi Distrik Sinak, Kampung Gigibak menyimpan kisah perjuangan tak ternilai. Pada Minggu (19/5/2025), sejumlah mama-mama Papua menempuh perjalanan melelahkan melintasi medan berat demi satu harapan: mendapat layanan kesehatan dari Pos Komando Utama (Kout) Satgas Yonif 700/WYC.

Namun mereka tak hanya menemukan obat atau tensimeter. Mereka menemukan pelukan. Senyum tulus. Kehangatan keluarga. Di sana, TNI tak hadir sebagai sosok militer bersenjata, tetapi sebagai penyembuh luka dan pengobat duka, hadir dengan empati yang tak dibuat-buat.

"Melihat mama-mama datang dengan mata berbinar, kami sadar, ini bukan sekadar tugas. Ini panggilan jiwa, " ujar Letda Ckm Muh. Akbar, Amd.Kep, Danpos Kout Sinak, suaranya bergetar. “TNI hadir bukan hanya dengan senjata, tapi dengan hati.”

Di Mana Dokter Tak Bisa Menjangkau, TNI Menjadi Harapan

Keterbatasan akses layanan kesehatan di pedalaman Papua adalah kenyataan yang sunyi. Namun di balik keterbatasan itu, TNI hadir sebagai pelita. Dengan peralatan sederhana dan hati yang besar, prajurit memberikan pelayanan kesehatan, membagikan obat-obatan, dan memberikan edukasi dengan cara yang mudah dipahami.

Salah satu mama yang datang dari Kampung Gigibak menahan air mata saat menceritakan makna kehadiran TNI bagi mereka.

“Kami tidak punya rumah sakit bagus. Tapi kami punya TNI, ” tuturnya pelan. “Mereka yang datang, periksa kami, tanya kabar. Mereka buat kami merasa tidak sendiri.”

Lebih dari Tugas, Ini Adalah Pengabdian

Apa yang dilakukan Satgas Yonif 700/WYC bukanlah rutinitas administratif. Ini adalah bentuk nyata pengabdian tanpa syarat, ketika prajurit bukan sekadar pelindung wilayah, tetapi juga pelindung harapan. Mereka bermain dengan anak-anak, mendengarkan keluh kesah warga, dan menyulam kepercayaan dari hati ke hati.

TNI hadir bukan sebagai institusi yang berjarak, tetapi sebagai keluarga.

Satgas Yonif 700/WYC: Menjaga Perbatasan, Menjaga Kemanusiaan

Kisah ini adalah potret TNI yang utuh: kuat di garis depan, lembut dalam pelukan rakyat. Di Pos Kout Sinak, wajah TNI adalah wajah kemanusiaan – yang tak hanya mampu menenteng senjata, tetapi juga mengangkat harapan dari lembah yang terpencil.

Inilah pengabdian sejati di ujung timur Indonesia tempat di mana negara hadir tidak dengan seragam dan perintah, tetapi dengan kasih dan pengorbanan.

Autentikasi:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |