loading...
Teladan Nabi Muhammad SAW saat di Rumah: Bantu Istri dan Bergegas Salat/Andryanto Wisnuwidodo/SindoNews
Nabi Muhammad SAW hadir ke muka bumi ini menjadi cahaya yang menerangi jalan kehidupan umat manusia. Kesempurnaan akhlaknya menjadi suri teladan bagi seluruh umat, baik dalam beribadah kepada Allah maupun dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."
Baca Juga: Golongan Manusia yang Dihiraukan Allah SWT di Hari Kiamat, Siapa Mereka?
Merilis laman Hikmah Kementerian Agama, Imam Al-Qurthubi menjelaskan, maknauswatun hasanahdalam ayat tersebut adalah teladan baik Nabi Muhammad yang harus diikuti oleh seorang muslim di setiap perilaku dan keadaannya. (Imam Al-Qurthubi,Al-Jami'ul Ahkamil Qur'an[Beirut, Mu'assasatur Risalah: 2006], juz 17, halaman 108)
Di antara teladan baik Nabi Muhammad adalah kemuliaan akhlaknya dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang mestinya bisa ditiru oleh seorang suami, yaitu mengerjakan pekerjaan rumah sehingga tidak merepotkan istrinya dan bergegas menunaikan ibadah shalat. Hal ini tergambar dalam sebuah hadits sebagaimana berikut:
عَنِ الْأَسْوَدِ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ: مَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ
Artinya: “Dari Al-Aswad, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: apa yang Rasulullah ﷺ lakukan saat di rumah? Ia menjawab: beliau membantu pekerjaan keluarganya, jika azan berkumandang, beliau keluar (untuk shalat).” (HR Bukhari)
Syekh Ibnu Allan menjelaskan, makna lafazmihnati ahlihidalam hadits tersebut mencakup sejumlah pekerjaan yang dilakukan oleh Nabi saat di rumah. Di antaranya adalah memeriksa pakaian dari kutu, memerah susu kambing, menambal baju, menjahit sandal, melayani dirinya sendiri, memberi makan hewan tunggangan, menyapu rumah, mengikat unta, makan bersama pembantu, membantu membuat adonan, dan membawa barang dagangan dari pasar. (Ibnu Allan,Dalilul Falihin lit Thuruqi Riyadhis Shalihin[Beirut, Darul Kitabil Arabi: t.t], juz V, halaman 71)
Di sisi lain, walaupun Nabi Muhammad adalah seorang Rasul yang punya kedudukan tinggi serta dimuliakan dengan wahyu dan mukjizat, namun beliau tetap membantu keluarga dan mengurus dirinya sendiri tanpa meminta untuk dilayani. Menurut Imam Al-Munawi, hal itu menjadi sebuah pelajaran bagi umat Islam agar selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong.