Tangani Masalah Lansia, Kemensos Gelar Pelatihan Care Economy di Sulsel

4 hours ago 3

Jakarta -

Kementerian Sosial (Kemensos) menggelar Pelatihan Care Economy di Hotel Gammara, Makassar, Sulawesi Selatan, pada 27 Oktober-1 November 2025. Kegiatan ini melibatkan berbagai pilar sosial, mulai dari Pendamping Rehabilitasi Sosial, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), TKSK, dan Kelompok Masyarakat (Pokmas) se-Sulawesi Selatan.

Pelatihan ini menjadi bagian dari penguatan sistem care economy di Indonesia, sebuah pendekatan yang menggabungkan nilai kepedulian sosial dengan pembangunan ekonomi berbasis layanan perawatan. Berdasarkan data BPS, lansia di Indonesia diproyeksikan mencapai 65,82 juta orang atau mencapai 20,31 persen dari total penduduk pada 2045. Dengan populasi yang besar, Kemensos tidak bisa bekerja sendiri dalam penanganan masalah sosial lansia.

"Pelatihan ini Sesuai arahan Pak Menteri. kolaborasi terutama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, adalah sebuah keniscayaan yang harus kita bangun, karena mereka lebih dekat dengan lansia-lansia tersebut," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos, Supomo dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui kegiatan ini, para pendamping dan calon caregiver dilatih untuk memberikan pelayanan yang profesional, dan berpusat pada kebutuhan individu lansia.

"Saat ini kita ada program care economy, kakek, nenek, kemudian termasuk penyandang disabilitas itu bisa kita tangani, dengan mendidik masyarakat, melatih masyarakat, mereka punya pemahaman bagaimana merawat lansia dan disabilitas," ujarnya.

Salah satu fokus pelatihan adalah praktik langsung aktivitas dasar sehari-hari atau Activities of Daily Living (ADL) bagi lansia. Dalam sesi praktik, peserta mendapatkan pembekalan langsung mengenai keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh pendamping dan calon caregiver.

Adapun keterampilan dasar ADL antara lain penilaian kemandirian lansia menggunakan Indeks Barthel, teknik mobilisasi dan pemindahan yang aman, pemberian makan dan minum sesuai standar kesehatan, serta belajar mendampingi dalam kebersihan lansia.

Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga membangun nilai empati, kesabaran, dan penghormatan terhadap martabat lansia. Peserta diajak untuk memahami bahwa merawat lansia bukan sekadar membantu aktivitas fisik, tetapi juga mendukung kesejahteraan psikologis dan sosial mereka.

Lebih lanjut, pelatihan Care Economy di Makassar ini diharapkan memberikan dampak nyata bagi peserta dan lingkungan sekitar. Banyak peserta yang sebelumnya belum memiliki dasar keterampilan perawatan, kini memahami cara memberikan pelayanan yang aman dan efektif.

Dengan pengetahuan ini, mereka dapat memberikan pendampingan lansia di rumah atau komunitas dengan lebih percaya diri dan profesional. Kemudian mencegah risiko cedera atau salah penanganan dalam aktivitas sehari-hari lansia, meningkatkan kualitas layanan sosial di daerah masing-masing, serta membuka peluang kerja baru di bidang perawatan sosial dan kesehatan komunitas.

Selain memberi manfaat langsung bagi penerima layanan, pelatihan ini juga memperkuat peran masyarakat dalam mendukung kesejahteraan lansia. Konsep care economy yang diterapkan menjadikan kepedulian sebagai potensi ekonomi sosial menciptakan ruang kerja baru yang bernilai kemanusiaan.

"Kemudian ternyata setelah kita amati, ini juga membuka lapangan pekerjaan baru, saat ini dibutuhkan keperawatan sosial, yang mana nanti akan menjadi lapangan pekerjaan buat mereka, ternyata pasarnya terbuka," ungkap Supomo.

Melalui kegiatan ini, Kemensos terus mendorong tumbuhnya ekosistem care economy yang berkelanjutan, di mana kepedulian, keterampilan, dan empati menjadi fondasi utama dalam mewujudkan pelayanan sosial yang inklusif dan bermartabat.

(prf/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |