Jakarta -
Rudal balistik KHAN buatan Turki sudah tiba di Kalimantan Timur (Kaltim) secara bertahap. TNI Angkatan Darat (AD) menyebut rudal balistik itu adalah bagian dari sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhyana menerangkan, penempatan rudal KHAN di Kaltim sejalan dengan konsep sistem pertahanan keamanan rakyat semesta. Selain itu, lokasi Kaltim dinilai strategis untuk mempertahankan pulau-pulau wilayah Indonesia.
"Jarak jangkau, jarak capai. Kita bisa meng-cover konsep lima pulau besar tadi. Kita bisa menjaga perbatasan karena pada prinsipnya, kita menganut politik bebas dan aktif. Artinya, kita bersahabat dengan semua negara, dengan semua bangsa, tapi kita juga harus siap setiap saat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia," terang Wahyu kepada wartawan di kawasan Silang Monas, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut rudal KHAN baru sampai pada batch pertama dan saat ini masih dalam proses pengiriman. Rudal itu akan resmi diserahkan dari Kementerian Pertahanan ke TNI AD usai batch kedua tiba sekitar awal tahun 2026.
"Sudah ada pengiriman dan sudah ada deploy di Batalyon Artileri Medan 18 yang ada di Kalimantan Timur. Kenapa tidak dikirim ke sini? Karena itu masih berproses. Artinya, rudal KHAN ini pengirimannya baru batch pertama. Jadi, belum diserahterimakan kepada TNI AD," kata Wahyu.
Wahyu belum menjelaskan secara rinci berapa jumlah rudal KHAN yang akan diberikan kepada TNI AD. Dia hanya menyebut jumlah rudal pada gelombang pertama sesuai dengan kekuatan satu batalyon.
"Batch pertama itu kekuatan sesuai dengan satu batalyon. Batalyon itu kan ada satu baterai markas dan empat baterai operasional. Satu jelas satu batalyon, empat baterai," tutur Wahyu.
Rudal balistik KHAN diklaim terbukti dalam pertempuran, tahan segala cuaca dan medan, bisa dipersiapkan cepat, serta memiliki akurasi tinggi. Rudal ini biasa menarget artileri, sistem pertahanan udara, radar, tempat berkumpul pasukan, fasilitas logistik, dan target prioritas lain milik musuh. Rudal tersebut memiliki jarak luncur 80-280 km dengan tipe hulu ledak high explosive.
Dilansir dari CNA, sebagai perbandingan di kawasan ASEAN, Vietnam memiliki rudal balistik Scud warisan Uni Soviet dan Hwasong-6 dari Korea Utara dengan jangkauan 300-600 km. Keduanya merupakan peninggalan era Perang Dingin.
Sementara itu, Myanmar disebut memiliki Hwasong-5 dari Korut dan BP-12A dari China yang diintegrasikan dengan platform SY-400. Namun, tidak ada konfirmasi resmi mengenai operasionalisasi rudal tersebut di Myanmar.
(ond/aik)