Jakarta -
Kementerian Kebudayaan bersama Kedutaan Besar Argentina, Kolombia, Ekuador, Guatemala, Meksiko, Panama, Peru, dan Uruguay untuk Indonesia menggelar pameran foto di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Berlangsung hingga 28 September 2025, pameran ini menjadi kolaborasi lintas negara dalam memperkaya pemahaman budaya sekaligus memperkuat diplomasi budaya antarbangsa.
"Dengan bangga kami mendukung penyelenggaraan acara Tierra Viva di Galeri Nasional Indonesia, salah satu landmark budaya yang berada di bawah naungan Indonesian Heritage Agency, yang mengelola 18 museum dan 34 situs cagar budaya di seluruh Tanah Air," jelasnya," ujar Menteri Kebudayaan RI Indonesia, Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Selasa (9/9/2025).
Tema 'Tierra Viva; Cultures and Colors of Latin America' pada pameran ini dimaknai sebagai metamorfosa atas harapan dan semangat hidup yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tierra Viva berarti tanah yang hidup, melambangkan upaya kedelapan negara merepresentasikan keragaman budaya masing-masing. Foto-foto yang dipamerkan pun menyuguhkan dialog antara alam dan budaya yang tumbuh harmonis dan penuh historis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlangsungnya Tierra Viva menjadi upaya Kementerian Kebudayaan dalam menjadikan budaya sebagai binding power global. Melalui karya seni, pertukaran gagasan, dan kolaborasi lintas bangsa, Kementerian Kebudayaan meyakini budaya dapat menjadi jembatan yang menyatukan peradaban, memperkuat solidaritas, serta membangun masa depan yang berkelanjutan.
Pameran Tierra Viva menerjemahkan pengalaman dan nilai-nilai universal manusia yang melampaui batas geografis juga memperkuat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Amerika Latin. Fadli pun berharap pameran Tierra Viva dapat menjadi jembatan diplomasi antarbangsa.
"Pameran Tierra Viva ini menjadi jembatan yang mendekatkan kita, mendorong apresiasi yang lebih dalam terhadap warisan budaya masing-masing, sekaligus membuka ruang baru bagi kolaborasi kebudayaan," tuturnya.
Pada kesempatan ini, Fadli juga menjelaskan capaian forum Culture, Heritage, Arts, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 yang digelar di Bali pada 3-5 September lalu. Forum yang menghasilkan dokumen Bali Cultural Initiative Declaration ini turut dihadiri oleh salah satu negara Amerika Latin, yakni Venezuela.
"Kami sangat mengapresiasi kehadiran Wakil Menteri Kebudayaan Republik Bolivariana Venezuela, Sergio Leonardo Arria Bohorquez, dalam CHANDI 2025. Kami berharap pada kesempatan mendatang lebih banyak lagi delegasi dari negara-negara Amerika Latin yang turut hadir dan berpartisipasi," tambahnya.
Sementara itu, Duta Besar Republik Peru untuk Indonesia, Luis Tsuboyama mengatakan fotografi menjadi jembatan yang mampu menampilkan kebudayaan secara kolektif.
"Kita telah menyelesaikan sebuah milestone dengan menampilkan upaya kolektif dalam budaya. Tidak hanya menyuguhkan narasi yang unik, tetapi juga narasi yang dapat menghubungkan satu sama lain," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, kurator pameran, Ayos Purwoaji, menjelaskan berbagai kisah antara Amerika Latin dan Indonesia yang memiliki kesamaan.
"Pameran ini menampilkan berbagai macam kisah, bahwa apa yang terjadi di Amerika Latin juga terjadi di Indonesia. Misalnya, ada kekayaan tekstil di Amerika Latin, di Indonesia juga ada, dilanjutkan dengan masyarakat adat, sejarah, hingga kehidupan masyarakat," jelasnya.
Sebagai informasi, pameran Tierra Viva menghadirkan karya fotografi dari delapan fotografer dengan latar belakang negara yang berbeda, yakni Angela Rincon (Kolombia), Carlos Lopez Ayerdi (Guatemala), David Diaz (Peru), Luis Fabini (Uruguay), Lois Iglesias (Panama), Malena Diaz (Meksiko), dan Nora Iniesta (Argentina), serta dokumentasi fotografi dari Kementerian Luar Negeri Ekuador.
Tierra Viva juga menyuguhkan berbagai rangkaian program publik seperti diskusi bersama para fotografer dan pemutaran film-film Amerika Latin yang terjadwal di setiap akhir pekan hingga batas akhir pameran.
Tierra Viva mengajak para pengunjung untuk menjelajah Amerika Latin lewat keragaman budaya, mulai dari kehidupan sehari-hari, hingga warisan budaya Dunia. Salah satunya seperti serial foto Gauchos (para penunggang kuda terampil) karya Luis Fabini dari Uruguay. Ada pula Ekuador yang mengajak para penikmat fotografi untuk menelusuri Kota Cuenca yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
Pada pembukaan pameran ini, Menbud turut didampingi oleh Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; dan Direktur Eksekutif Indonesian Heritage Agency (IHA), Indira Esti Nurjadin,
Turut hadir sejumlah delegasi negara sahabat dalam pembukaan pameran, antara lain, Duta Besar Republik Argentina untuk Indonesia, Gustavo Coppa; Duta Besar Republik Ekuador untuk Indonesia, Luis Arellano; Duta Besar Republik Guatemala untuk Indonesia, Jacobo Cuyún; Duta Besar Republik Panama untuk Indonesia, Antonio Saturno; Duta Besar Republik Oriental Uruguay untuk Indonesia, Cristina Gonzalez; Duta Besar Persatuan Negara-Negara Meksiko untuk Indonesia, Alonso Gomez-Favila; dan Duta Besar Republik Kolombia untuk Indonesia, Carlos Dueñas.
(ega/ega)