Pengusaha Muda Sebut Batik Punya Nilai Filosofis yang Relevan di Era Modern

21 hours ago 3

Jakarta -

Batik telah menjadi simbol identitas bangsa yang mengakar kuat dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Lebih dari sekadar kain bermotif, batik menyimpan nilai-nilai luhur dan filosofi yang merepresentasikan perjalanan hidup, warisan budaya, serta doa-doa kebaikan yang terus hidup hingga hari ini.

Founder & Creative Shibotik, Putri Komar menyebut bahwa makna batik masih relevan di era modern, terutama dalam konteks fesyen masa kini. Menurutnya, yang membedakan batik dari sekadar tren fesyen adalah keberadaan makna filosofis dan doa-doa kehidupan yang terkandung dalam setiap helai kain dan motif batik.

"Jadi dia (batik) berisi doa-doa dan makna-makna filosofis. Sedangkan kalau fesyen itu kan dia ada trennya, dan trennya tuh selalu berubah-ubah. Kalau batik itu nggak, nah batik itu akan selalu mengikuti zamannya," ujar Putri dalam Talkshow 'Sehelai batik, sejalur kehidupan' di Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 di Pasaraya Blok M, Jakarta (31/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puteri menjelaskan di zaman sekarang, batik beradaptasi dengan karakter-karakter generasi muda (Gen Z). Ia menuturkan sampai kapan pun nilai-nilai filosofis luhur batik akan terus bisa relevan, karena berisikan doa-doa yang baik untuk kehidupan manusia dari lahir sampai kematian.

"Dan itu tidak akan berubah sampai kapan pun. Itu dia, bedanya batik yang memang identitas orang Indonesia dengan fashion purpose," jelasnya.

Adapun batik harus memiliki kedudukan tersendiri untuk masyarakat Indonesia. Putri mengatakan batik dapat membentuk siapa kita jadi diri manusia, mulai dari orang tua yang mengajarkan tentang nilai-nilai yang baik dan berubah, kemudian diteruskan hingga ke anak-anaknya.

"Jadi batik itu akan terus hidup jika kita mau kenal gitu sama batiknya. Jadi bukan hanya mau pakai batik tapi kita harus mulai memunculkan kecintaan itu dalam bentuk, minimal tau apa nama motifnya, kemudian apa maknanya," ujarnya.

Agar batik digunakan oleh generasi muda, Putri mengatakan pengrajin batik kini telah mengembangkan batik menjadi gaya fesyen seperti streetwear dengan motif yang kontemporer. Ia juga mengatakan generasi muda saat ini dapat dilibatkan dalam melestarikan batik salah satunya melalui workshop.

"Jadi di workshop kami, kita juga buka kelas eduwisata batik. Jadi anak-anak muda itu boleh datang dan belajar batik di tempat kami. Bahkan ada juga program untuk mahasiswa yang saya mentorin sendiri, biasanya 3 bulan. Jadi mahasiswa belajar di tempat kami untuk bikin karya mereka sendiri," kata Putri.

"Jadi mereka coba langsung gitu, sampai akhirnya harapannya akan muncul sense of belonging-nya untuk para pembatik," imbuhnya.

Selain itu, Putri memaparkan edukasi batik ke generasi muda juga harus relevan dengan media-media yang mereka gunakan saat ini. Menurutnya, edukasi batik ke Gen Z dapat melalui musik, film, hingga game.

"Sebenarnya sudah ada board game judulnya batik. Jadi anak gen Z juga suka main board game. Jadi sesuatu yang dulu kita anggap apa itu (batik) ternyata mereka into it dan mereka senangin namanya experience," paparnya.

Sebagai informasi, acara Industrial Fest x Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian yang digelar pada 30 Juli-3 Agustus 2025, di Pasaraya Blok M. Beragam keseruan dihadirkan dalam acara ini, seperti pameran dan penjualan batik dari berbagai daerah, membatik gratis, berbagai talkshow dan workshop, fashion show, late night shopping, penampilan musik, serta Fun Run & Walk.

(prf/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |