Mereka Gantungkan Hidup di Rest Area yang Disita Jaksa

1 day ago 4
Jakarta -

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menyita rest area di Tol Jagorawi KM 21B, Gunungputri, Bogor, Jawa Barat terkait kasus korupsi tata niaga komoditas timah. Namun, rest area itu masih tetap dibuka dan banyak orang menggantungkan hidup di sana.

Pantauan detikcom, Sabtu (31/5/2025), aktivitas rest area tersebut cukup hidup. Stasiun pengisian bahan bakar masih didatangi kendaraan minibus hingga truk.

detikcom melihat minimarket dan restoran cepat saji, terlihat petugas cekatan melayani setiap pengunjung yang datang. Selain menyantap pesanan di restoran, pengunjung ada yang membungkusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di area warung makan dan oleh-oleh, masih ada pekerja dan juga pengunjung yang menyantap makan siang. Meski tak penuh, tapi hampir setiap warung makan ada yang menyinggahi.

Aktivitas tampak tak terganggu meski rest area tersebut kini tengah dalam penyitaan Kejagung terkait tata niaga komoditas timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022. Parkiran mobil di area makanan juga masih cukup dipenuhi.

Suara Pencari Nafkah

Toko Usaha yang Ada di Rest Area Disita Jaksa Foto: Toko Usaha yang Ada di Rest Area Disita Jaksa (Rizky/detikcom)

Sejumlah pedagang mengatakan penyitaan tersebut tak berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Penjaga warung, Edo (50), mengatakan penyitaan itu tak mempengaruhi pendapatan warung yang dijaga.

"Masih stabil, turunnya paling sedikit nggak terlalu drastis. Biasa sih ini mah, paling cuma malamnya aja yang sepi. Memang kalau hari biasa sepi, paling weekend ramenya," kata Edo saat ditemui di lokasi, Sabtu (31/5/2025).

Saat penyitaan berlangsung, Edo tak ada di lokasi karena sedang tidak berjaga. Edo mengaku kaget melihat berita soal penyitaan rest area. Dia berharap rest area tersebut tidak ditutup karena menyangkut hajat hidupnya.

"Iya, masalahnya kan nanti kerja di mana lagi. Apalagi usia saya udah segini, banyak anak. Iya tetap berjalan, pengennya mah gitu," terangnya.

Dalam sehari, Edo mengatakan warung yang dijaganya bisa memperoleh Rp 700 ribu di hari biasa. Namun, jika akhir pekan dia mengaku bisa mendapat lebih dari Rp 1 juta.

"Sejuta bisa, kalau sepi sekitar Rp 700 ribu. Kalau Sabtu-Minggu bisa di atas 1 juta. Kalau hari biasa biasanya gini aja. Saya tiap hari kerja cuma aplus shift siang sama pagi. Dulu pernah 24 jam sekarang cuma malamnya sepi. Tutup jam 10 (malam) buka habis subuh," tuturnya.

Takut Jika Rest Area Tutup

Toko Usaha yang Ada di Rest Area Disita Jaksa Foto: Toko Usaha yang Ada di Rest Area Disita Jaksa (Rizky/detikcom)

Sementara itu, penjaga kios isi ulang uang elektronik bernama Angga (32) mengetahui kabar penyitaan saat berkumpul bersama para pedagang lain.

"Kemarin juga lagi nongkrong dengarnya juga. Nggak, lagi beda shift (saat penyitaan). Pas nongkrong pada ngomongin," jelas Angga.

Angga takut Kejagung menutup rest area karena kasus korupsi. Sebab, ia merupakan pekerja yang menggantungkan hidupnya di rest area tersebut.

"Kalau rest area tutup takut, namanya juga kerja. Kita mah ngikutin aja yang kerja mah. Kalau yang ngaruh sih kayaknya paling buat orang-orang yang pribumi (sekitar sini), kalau kita mah kan perantau. Yang kerja di sini kebanyakan orang sini. Saya mah ngikutin aja gimana bagusnya," sebutnya.

Tonton juga Video: Kepadatan di Tol Cikampek dan Rest Area Km 62

(aik/aik)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |