Jakarta -
Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto menyampaikan permohonan kepada kepala daerah agar memperhatikan warga binaan permasyarakatan atau narapidana (napi) yang menghuni lapas di masing-masing daerah. Ia menyebut sebagian penghuni lapas adalah warga setempat.
"Kami memohon kepada forkopimda (forum komunikasi pimpinan daerah) di seluruh Indonesia, yang mungkin mewakili Gubernur, Bupati, Wali Kota, mohon ditengok warga binaan permasyarakatan yang ada di tempat masing-masing," kata Menteri Agus, Selasa (9/9/2025).
Hal itu disampaikan Menteri Agus saat memimpin penanaman serentak 360.000 bibit pohon kelapa oleh Kementerian Imipas dan jajaran. Kegiatan ini berlangsung di seluruh Indonesia, dan terpusat di Kawasan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Agus menyebut sebagian penghuni lapas adalah warga yang berasal dari daerah setempat. Menurutnya, para napi yang sudah selesai menjalani masa pidana dan telah melewati proses asimilasi harus diberi kesempatan untuk diterima kembali di tengah masyarakat.
"Sebagiannya (dari penghuni lapas) adalah warga masyarakat bapak, ibu. Namun lebih penting dari pada itu, warga binaan seluruh Indonesia sesungguhnya adalah saudara-saudara kita juga. Mereka harus mendapat kesempatan," ucapnya.
Dia berharap napi yang telah bebas diberi perhatian agar masyarakat dapat menerima kembali kehadirannya. Dia menyebut sebelum bebas, napi menjalani proses asimilasi dan berstatus klien permasyarakatan, serta dibaurkan dengan kelompok-kelompok sosial di Badan Permasyarakatan (Bapas).
"Peran seluruh komponen masyarakat dan stakeholders diperlukan untuk sama-sama memberikan perhatian untuk warga binaan permasyarakatan. Khususnya mereka-mereka yang menjelang bebas atau proses asimilasi, mereka nanti di bapas ini mendapatkan kelompok-kelompok, komunitas-komunitas sosial yang memiliki perhatian dalam upaya mempersiapkan diri mereka kembali ke masyarakat," ujarnya.
Menteri Agus juga berharap napi mempersiapkan kemampuan bekerja sebaik mungkin. Dia ingin napi yang telah ikut program-program latihan kerja dan menghasilkan produk yang laku terjual, dapat bebas dengan bekal uang untuk memulai hidup baru.
"Syukur-syukur selama proses pembimbingan permasyarakatan, semakin banyak warga binaan permasyarakatan yang bisa mendapatkan penghasilan," imbuhnya.
(aud/fas)