Jakarta -
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri Pejaten telah memperoleh sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS) serta sertifikat halal Polri dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH). SPPG Polri mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dalam menyiapkan, menyajikan, dan mendistribusikan makanan bergizi gratis (MBG) ke anak-anak sekolah.
"Presiden sudah memerintahkan agar setiap SPPG memiliki alat rapid tes yang bisa digunakan untuk menguji makanan yang sudah dimasak sebelum diedarkan, dan ini sudah diterapkan di SPPG yang dibangun oleh Polri," ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana saat rapat bersama di DPR beberapa waktu lalu.
Selain Dadan, anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago juga berpendapat sama. Dia mengapresiasi SPPG Polri tidak pernah ada 'kasus' karena dapurnya yang sesuai standar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya punya informasi kok, kalau Polri itu punya 600 SPPG lho, mohon maaf mungkin saya salah, tapi saya dapat informasi itu, tapi saya juga dapat informasi bahwa dapur yg di bawah Polri nggak ada yang berkasus, karena dapurnya sesuai dengan standar," kata Irma juga dalam rapat di DPR.
Momen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau SPPG Polri Foto: dok. istimewa
Mengenal SPPG Polri
Dalam data yang diterima detikcom, Jumat (24/10/2025), Polri memastikan setiap proses di SPPG berjalan aman, higienis, dan ramah lingkungan, sesuai standar nasional keamanan pangan. Kegiatan operasional SPPG Polri dimulai dengan prosedur kedatangan personel.
Seluruh karyawan dan relawan wajib memasuki area produksi melalui pintu khusus, mengganti alas kaki, menyimpan barang di loker, mencuci tangan, dan mengenakan alat pelindung diri lengkap. Langkah ini menjadi wujud disiplin dan kepatuhan Polri terhadap
prinsip kebersihan dan keselamatan kerja.
Tahapan berikutnya adalah penerimaan bahan baku. Bahan pangan yang datang diperiksa oleh petugas Quality Control dan ahli gizi Polri untuk memastikan kuantitas, kualitas, kesegaran, dan suhu penyimpanan. Apabila bahan tidak memenuhi standar, segera dipisahkan dan dilaporkan. Bahan yang lolos disimpan di gudang pendingin, kering, atau basah, sesuai kategorinya.
Sistem sanitasi ketat SPPG Polri Pejaten (Taufiq/detikcom)
Saat proses persiapan bahan makanan, relawan SPPG memproses bahan nabati dan hewani di area terpisah agar tidak terjadi kontaminasi silang. Semua alat masak dan peralatan dipastikan dalam kondisi bersih, kering, dan steril, di bawah pengawasan petugas Quality Control dan ahli gizi Polri.
Proses pengolahan makanan dilakukan dengan standar suhu minimal 74 derajat Celsius agar matang sempurna dan aman dikonsumsi. SPPG Polri juga menerapkan aturan yakni makanan harus diolah dan disajikan maksimal empat jam sebelum waktu konsumsi.
Proses produksi menu MBG di SPPG Polri Pejaten, Jakarta Selatan Foto: (Taufiq/detikcom)
Sebelum makanan dinyatakan siap saji, dilakukan pemeriksaan organoleptik oleh ahli gizi Polri untuk menilai warna, aroma, rasa, dan tekstur makanan, memastikan cita rasa dan mutu gizi tetap konsisten. Untuk menjamin keamanan pangan, SPPG Polri menerapkan standar food safety ketat yang diawasi langsung oleh Dokkes Polri.
Pemeriksaan dilakukan melalui rapid test pangan terhadap kandungan Nitrit, sianida, arsen dan Formalin, pengujian mikrobiologi, dan uji kimia untuk mendeteksi cemaran bakteri seperti E. coli dan Salmonella, serta memastikan tidak ada bahan kimia berbahaya. Dari setiap menu, diambil sampel 100 gram, dilabeli dan disimpan selama 24 jam sebagai arsip keamanan Polri.
Selanjutnya, pada tahap pengemasan dan distribusi, makanan dikemas dalam wadah food grade kedap udara, lalu diberi label identitas, kemudian dimuat ke kendaraan logistik tertutup milik Polri. Setibanya di lokasi, petugas menyerahkan makanan melalui Berita Acara Serah Terima (BAST) untuk memastikan setiap penerima mendapatkan jatah sesuai daftar resmi.
Setelah MBG dikonsumsi, tim SPPG Polri mengelola ompreng dan sisa makanan. Peralatan dikembalikan, dipilah, ditimbang, lalu melalui proses pencucian dan sterilisasi berlapis - menggunakan air panas, sabun food grade, disinfektan aman pangan, dan oven suhu tinggi untuk membunuh mikroorganisme pathogen selanjutnya melakukan proses pengeringan menggunakan food tray, Peralatan yang telah steril disimpan di ruang bersih tertutup hingga siap digunakan kembali.
SPPG Ramah Lingkungan
Selain memastikan mutu makanan dan distribusi MBG baik, SPPG Polri juga bertanggungjawab kepada lingkungan, karena SPPG Polri juga menggunakan sistem bio tank modern untuk mengolah limbah organik dan cair sebelum dibuang. Langkah ini menjadi komitmen Polri dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi pencemaran, dan menjalankan prinsip dapur sehat berkelanjutan.
Terima Kritik dan Saran
Selain pengawasan internal harian, SPPG Polri juga melakukan evaluasi pasca distribusi. Setelah makanan dikonsumsi, disiapkan checklist evaluasi harian untuk menanyakan kondisi makanan, tingkat kepuasan, serta harapan siswa-siswa penerima manfaat.
Masukan ini, katanya, menjadi dasar perbaikan berkelanjutan agar pelayanan gizi Polri semakin baik dan tepat sasaran.
Saat ini, SPPG Polri Pejaten telah memperoleh sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS) serta sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH). Selain itu SPPG Polri Pejaten juga sedang dalam proses memperoleh sertifikasi ISO 22000 dan HACCP sebagai standar internasional keamanan pangan.
Rencananya, ke depan seluruh SPPG Polri di berbagai wilayah akan memiliki sertifikasi. Polri menegaskan akan terus memastikan setiap makanan yang diolah dan didistribusikan oleh SPPG Polri adalah makanan yang aman, sehat, bergizi, dan ramah lingkungan.
(zap/hri)

















































