Bantuan 1.000 unit genset diberikan oleh Kementerian ESDM untuk sejumlah wilayah di Provinsi Aceh. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan, sampai saat ini masih ada 35 ribu rumah yang belum teraliri listrik di Aceh.
"Kami rapat dengan tim, kami bicara sama PLN, karena data yang di desa mana (belum teraliri listrik), di rumah tangga yang mana, itu PLN yang tahu. Ada kurang lebih sekitar 35 ribu rumah yang belum terairi listrik sampai sekarang," kata Bahlil saat pengiriman bantuan di Baseops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (27/12/2025).
Bahlil menyampaikan, bantuan 1.000 genset ini akan langsung didistribusikan ke desa-desa. Utamanya di 224 desa 10 Kabupaten di Provinsi Aceh, seperti Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Gayo Lues serta Bener Meriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, bahwa ini kita langsung terjungkan ke lokasi. Kita tidak mau lagi birokrasi terlalu panjang. Jadi ini begitu masuk, PLN yang tahu titiknya dimana-mana. Jadi langsung kita masuk ke desa-desa, ke titik-titik yang langsung. Lokasinya dimana? Itu di Provinsi Aceh semuanya," terang Bahlil.
"Ada di 224 desa tadi, di 10 kabupaten. Nah lebih banyak di kabupaten-kabupaten yang memang infrastrukturnya masih belum pulih. yaitu Tamiang, kemudian Aceh Tengah, Gayo Lues, sama Bener Meriah," ujarnya.
Dia sekaligus menjelaskan, genset ini nanti ada dinyalakan menggunakan bahan bakar yang didistribusikan oleh Pertamina Patra Niaga. Nantinya, kata dia, 1.000 genset masing-masing berkekuatan 5 hingga 7 Kilo Volt Ampere dapat mengaliri listrik ke 5 sampai 10 rumah warga.
"Untuk genset ini ada dua yang kita layani. Satu adalah untuk mengairi listrik ke rumah-rumah penduduk dan satunya untuk ke tenda-tenda pengungsian. Untuk tenda-tenda pengungsian, kita kan dari ESDM ada tim Posko Bencana, nanti tim dari itu yang akan menyuplai dalam hal ini Patra Niaga. Nah kalau untuk yang ke rumah-rumah nanti akan kita bicarakan dengan PLN, karena itu kan pasti pengelolaannya ada di bawah PLN," kata Bahlil.
"Jadi 5 sampai, minimal ya, yang kalau 5 KVA, minimal sekitar 5-7 rumah. Kalau 7 KVA berapa? Kalau 7 KVA sekitar 10 ya? 10 rumah, itu kira-kira bos," lanjutnya.
Dia juga menyampaikan, 1.000 genset ini diperoleh Kementerian ESDM dari luar wilayah Jakarta. Sebab, kata dia, stok genset di Jakarta mulai menipis.
"Di Jakarta gensetnya stoknya sudah menipis, jadi sebagian kita bawa dari Semarang sama dari Jawa Barat, Tangerang," ujar Bahlil.
Selain bantuan genset, kata Bahlil, Kementerian ESDM juga mengirim bantuan berupa 3 ribu kompor gas lengkap dengan selang dan regulator. Kompor-kompor ini akan dikirim ke Pemda untuk didistribusikan ke masyarakat.
"Nah kalau yang 3.000 kompor gas ini kita supply ke Pemda. Kita dorong ke Pemda karena Pemda yang tahu kebutuhannya. Tapi kalau genset langsung kita turun ke lapangan," ungkap Bahlil.
(kuf/fca)

















































