Kematian : Takdir yang Pasti Datang, Walaupun Bersembunyi dalam Benteng Tinggi dan Kokoh

1 day ago 2

loading...

Sejatinya, kematian yang ditakuti dan dihindari kedatangannya oleh kebanyakan orang, pada saatnya akan datang menghampiri dan itu pasti. Foto ilustrasi/ist

Semua yang bernyawa pasti mati. Kematian akan menghampiri siapapun tanpa kecuali.Tidak ada tempat untuk bersembunyi, ajal akan datang menghampiri dan tanpa kita sadari.Dan sejatinya, kematian yang ditakuti dan dihindari kedatangannya oleh kebanyakan orang, pada saatnya akan datang menghampiri.

Contoh ketakutan akan kematian ini dipertontonkan oleh Amerika Serikat . Seorang mantan pejabatnya Catherine Austin Fitts, mantan Asisten Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan (HUD) era Presiden George W Bush mengeklaim bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) telah membangun sekitar 170 bunker kiamat bawah tanah dan bawah laut untuk para elite. Proyek rahasia ini berlangsung antara tahun 1998 hingga 2015 dengan menghabiskan USD21 triliun (Rp342.105.886.637.102.700 atau Rp342 kuadriliun). Dibangunnya bunker kiamat bawah tanah ini untuk menghindari terjadinya kiamat dan kematian manusia di akhir zaman. (Baca juga: https://international.sindonews.com/read/1573307/42/eks-pejabat-bush-as-bangun-bunker-kiamat-untuk-para-elite-dengan-biaya-rp342-kuadriliun-1748477151 )

Benarkah manusia bisa menghindari kematian ini? Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat Al Jumuah Ayat 8:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS Al-Jumuah : 8)

Begitu juga dengan firman Allah SWT berikut:

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

اَيْنَ  مَا  تَكُوْنُوْا  يُدْرِكْكُّمُ  الْمَوْتُ  وَلَوْ  كُنْتُمْ  فِيْ  بُرُوْجٍ  مُّشَيَّدَةٍ   ۗ وَاِ نْ  تُصِبْهُمْ  حَسَنَةٌ  يَّقُوْلُوْا  هٰذِهٖ  مِنْ  عِنْدِ  اللّٰهِ   ۚ وَاِ نْ  تُصِبْهُمْ  سَيِّئَةٌ  يَّقُوْلُوْا  هٰذِهٖ  مِنْ  عِنْدِكَ   ۗ قُلْ  كُلٌّ  مِّنْ  عِنْدِ  اللّٰهِ   ۗ فَمَا لِ  ھٰٓ ؤُلَآ ءِ  الْقَوْمِ  لَا  يَكَا دُوْنَ  يَفْقَهُوْنَ  حَدِيْثًا

Artinya : “Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, Ini dari sisi Allah, dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, Ini dari engkau (Muhammad). Katakanlah, Semuanya (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?”(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 78)

Menurut Tafsir Al-Muyassar ( Kementerian Agama Saudi Arabia), ayat di atas menjelaskan bahwa di manapun kalian berada, kematian akan menemui kalian ditempat mana saja kalian berada tatkala ajal kalian telah tiba, walaupun kalian berada di dalam benteng-benteng pertahanan yang kokoh lagi jauh dari tempat-tempat pertempuran dan peperangan. Dan apabila mereka mendapatkan hal yang menyenangkan mereka berupa datangnya kesenangan dari kehidupan dunia,mereka menisbatkannya kepada Allah. Dan jika terjadi pada mereka sesuatu yang tidak mereka sukai,mereka menisbatkannya kepada Rasul Muhammad sebagai bentuk kebodohan dan anggapan sebagai sumber kesialan.

Mereka tidak mengetahui, bahwa semua itu berasal dari sisi Allah semata sesuai dengan ketetapan qadha dan takdir -NYA.

Allah SWT menegaskan, kematian sudah ditetapkan dan pasti datang

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (QS. Al-A’raf Ayat 34)

“Kullu nafsin dzzaiqatul maut” (QS al-Anbiya: 35), semua makhluk pasti akan mati.
Hanya Allah yang kekal: “Kullu syaiin haalikun illaa wajhahu” (QS al-Qashash: 88).

Kata ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)

Baca juga: 10 Ayat tentang Kematian, Yuk Simak!

Mengimani Takdir Kematian

Bagaimana sebenarnya seorang mukmin menyikapi kematian ini? Sebuah hadis menjelaskan sebagai berikut:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُم خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu'anhu meriwayatkan, pada suatu hari Rasulullah Shalllalahu Alaihi Wassalam membuat garis persegi empat. Nabi menarik garis pada pusatnya, lalu menarik garis-garis lain pada sisinya, dan menarik sebuah garis lain di luarnya.

Beliau bersabda, “Kalian tahu, apa ini?” Para sahabat kemudian menjawab, “Allah dan Rasulnya yang tahu.”

Sambil menunjuk garis yang ada di tengah-tengah Beliau bersabda, “Ini adalah manusia, dan ini adalah ajal yang mengelilinginya.”

Kemudian sambil menunjuk pada garis-garis yang mengitarinya, Nabi bersabda, “Dan ini adalah peristiwa-peristiwa yang mengancam. Jika lolos dari yang satu, ia akan terkena oleh yang lain. Dan garis di luar ini adalah angan-angannya.” (HR Bukhari).

Kita semua akan mati. Itulah pelajaran yang bisa kita ambil dari hadis tersebut. Kematian akan menghampiri siapapun tanpa kecuali. Maut tidak bisa kita hindari. Tidak ada tempat untuk kita bersembunyi. Di manapun kita berada, ajal akan datang menghampiri dan tanpa kita sadari.

Ada banyak cara bertemu maut. Entah karena sakit, terjatuh, kecelakaan atau tanpa sebab sekalipun. Semua cara tersebut adalah kuasa Allah yang pada akhirnya membawa pada satu jalan yaitu kematian.

Allah SWT berfirman:

كُلُّ نَفۡسٍ ذَآٮِٕقَةُ الۡمَوۡتِ ۖ ثُمَّ اِلَيۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ‏

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan." (QS al-‘Ankabut: 57).

Usia tidak menjadi ukuran. Tua dan muda tidak menjadi patokan. Jabatan dan kekayaan juga tidak menjadi jaminan. Pada waktunya, manusia akan dijemput maut.

Rasulullah SAW menyampaikan sebuah hadis Qudsi yang berbunyi: “Wahai anak cucu Adam, kematian itu laksana pintu dan setiap manusia akan memasukinya.” Sungguh, Kematian adalah sebuah keniscayaan yang tidak seorangpun bisa melepaskan diri.

Ajal akan menghampiri siapa saja. Di manapun kita berada, entah sedang di rumah, di kantor, di tempat kerja, di kendaraan dan bahkan di pesawat. Maut akan datang menjemput. Sungguh kita tidak bisa lari dari kematian.

Oleh sebab itu, imanilah takdir kematian karena hal itu sudah menjadi ketentuan Allah SWT. “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun (QS al-A’raf: 34).

Baca juga: Filsuf Oxford Ini Ungkap Kematian Bukanlah Akhir, tapi Ada Akhirat setelah Kematian

Wallahu a’lam.

(wid)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |