Jakarta -
Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho memastikan kesiapan pengamanan dan pengelolaan lalu lintas di Bali menjelang Operasi Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pengecekan dilakukan langsung dengan menyeberang dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk, dilanjutkan penyusuran jalur hingga wilayah Kota Bali.
"Dini hari tadi kami mencoba menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk, sekaligus menyusuri jalur dari Ketapang sampai wilayah Kota Bali. Dari hasil pengecekan tersebut, Polda Bali bersama seluruh stakeholder sudah siap melaksanakan Operasi Natal dan Tahun Baru," ujar Irjen Agus kepada wartawan.
Irjen Agus menegaskan pengelolaan lalu lintas selama Nataru tidak hanya difokuskan pada jalan tol. Jalan arteri, kawasan penyeberangan, tempat ibadah, hingga kawasan wisata menjadi perhatian utama, mengingat Bali merupakan destinasi wisata nasional dan internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jalur menuju destinasi wisata dan area wisata harus dikelola dengan baik. Berbagai skenario rekayasa lalu lintas sudah disiapkan agar arus tetap lancar dan aman," jelasnya.
Kesiapan tersebut, lanjut Irjen Agus, didukung perencanaan taktis yang telah disusun Ditlantas Polda Bali. Salah satunya melalui paparan tactical wall game yang memuat langkah-langkah penanganan persoalan lalu lintas selama Operasi Lilin.
Selain pengecekan jalur, Irjen Agus meninjau implementasi Smart City Policing Road Safety di Ditlantas Polda Bali. Sistem ini terhubung dengan Command Center Road Safety dan didukung 236 CCTV yang terintegrasi untuk pengelolaan keamanan serta lalu lintas secara real time.
"Smart City Policing Road Safety memungkinkan pengendalian lalu lintas dan keamanan berbasis teknologi. Ke depan, sistem ini juga akan diintegrasikan dengan ETLE agar pengawasan berjalan secara elektronik dan efektif," kata Irjen Agus.
Menurut Irjen Agus, integrasi teknologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan berlalu lintas tanpa harus mengandalkan patroli konvensional di lapangan. Pemantauan kondisi lalu lintas dapat dilakukan secara langsung dan terhubung lintas instansi.
Dalam Operasi Nataru, pengamanan dibagi ke dalam empat klaster utama. Pertama, pengelolaan jalan tol, jalan arteri, dan jalur alternatif. Kedua, pengamanan penyeberangan pelabuhan seperti Gilimanuk-Ketapang serta pelabuhan lainnya. Ketiga, pengamanan tempat ibadah, kawasan wisata, dan kegiatan pergantian tahun. Keempat, penanganan kontingensi akibat cuaca ekstrem.
Berbagai skenario rekayasa lalu lintas telah disiapkan, mulai pengalihan arus, contraflow, hingga one way jika terjadi peningkatan volume kendaraan. Emergency plan juga disusun untuk mengantisipasi gangguan cuaca seperti gelombang tinggi yang berpotensi memengaruhi operasional penyeberangan.
"Jika terjadi kondisi ekstrem dan penyeberangan tidak dapat beroperasi, sudah ada skenario penanganan, termasuk penyiapan buffer zone dan rest area untuk menampung kendaraan," ujarnya.
Berdasarkan paparan yang diterima, terjadi peningkatan kendaraan barang sekitar 10 persen dan masih dalam kondisi terkendali. Proyeksi kenaikan arus kendaraan selama Nataru diperkirakan berada di kisaran 7-10 persen dibanding pada hari normal.
Operasi Lilin 2025 akan berlangsung mulai 20 Desember hingga 2 Januari. Puncak arus diprediksi terjadi pada 24 Desember, baik di pelabuhan, bandara, maupun jalur utama di Bali.
Irjen Agus menekankan pentingnya sinergi seluruh stakeholder dalam menghadapi dinamika Nataru. Polri bersama pemerintah daerah, Dinas Perhubungan, dan unsur terkait akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas selama periode libur Natal dan tahun baru.
(hri/ygs)
















































