JK Soroti Kesenjangan Jakarta, Ada Orang Terkaya-Orang Miskin Terbanyak

4 days ago 8

Jakarta -

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan tantangan besar yang dimiliki Jakarta. Menurutnya, Ibu Kota bukan hanya menjadi tempat tinggal orang-orang terkaya di Indonesia, tapi juga dihuni warga dengan tingkat ekonomi terendah.

"Memang seperti dikatakan Pak Gubernur, di Jakarta ini orang terkaya di Indonesia ada di Jakarta. Dan mungkin juga orang miskin terbanyak," kata JK dalam sambutannya saat pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI DKI Jakarta periode 2025-2030 di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (10/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK menilai kondisi tersebut membuat variasi sosial di Jakarta sangat tajam. Karena itu, menurutnya, diperlukan upaya lebih serius untuk mencegah dampak buruk kesenjangan.

"Variasinya banyak sekali. Maka dibutuhkan upaya lebih baik agar jangan terjadi macam-macam. Karena kalau terlalu banyak orang miskin, bisa menimbulkan masalah. Mereka hanya ingin hidup, bukan untuk makmur," ujarnya.

Wapres ke-10 dan ke-12 RI ini juga menegaskan PMI memiliki peran penting dalam membantu masyarakat, khususnya mereka yang kesulitan. Mulai dari korban bencana, warga yang membutuhkan donor darah, hingga kelompok miskin di perkotaan.

"PMI harus berjuang. Bukan hanya dalam batas-batas itu, harus bekerja untuk keselamatan dan kebaikan untuk kita semuanya," tuturnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan tantangan terbesar Ibu Kota saat ini bukan lagi pembangunan infrastruktur, melainkan persoalan kesenjangan sosial. Menurutnya, hampir semua indikator pembangunan Jakarta menunjukkan tren baik, kecuali Gini ratio atau disparitas.

"Persoalan di Jakarta, hampir semua indikatornya baik, kecuali satu, yaitu disparitas. Gini ratio-nya naik, dari 0,34 naik sedikit," kata Pramono.

Pramono pun menekankan pihaknya secara bertahap memberi bantuan bagi warga tidak mampu. Salah satunya melalui program KJP, KJMU, hingga pemutihan ijazah.

"Saya sudah minta kepada jajaran, jangan ada pengurangan untuk KJP, KJMU, pemutihan ijazah. Itu semua untuk warga yang memang tidak mampu," tegasnya.

Menurut Pramono, pembangunan fisik di Jakarta akan berjalan dengan sendirinya. Namun, yang lebih mendesak adalah mengatasi kesenjangan sosial di lapisan masyarakat.

"Problem Jakarta itu bukan Sudirman, Thamrin, atau Gatot Subroto. Problem utamanya ada di gang-gang atau di tempat-tempat warga yang tidak beruntung," imbuhnya.

Tonton juga video "JK: Para Pejabat Tahan Diri, Jangan Bicara Asal dan Hina Masyarakat!" di sini:

(bel/dek)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |