Jakarta -
Anggota Polres Baubau, Aiptu M Arip Pelu, menggagas inovasi untuk para petani di Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Dia membuat sistem penyiraman kincir air yang mengubah cara petani setempat dalam menyiram tanaman di kebunnya masing-masing.
Cerita tentang inovasi penyiraman tanaman dengan mesin kincir ini disampaikan oleh Aiptu Arip Pelu saat berbincang dengan detikcom, Rabu (24/9/2025). Atas aksinya itu, Ps Kanit Reskrim Polsek Sorawolio itu diusulkan Biro SDM Polda Sulawesi Tenggara dalam program Hoegeng Corner 2025.
Aiptu Arip Pelu bercerita awal mula dirinya terinspirasi untuk menghadirkan inovasi sistem penyiraman kincir untuk petani di Sorawolio. Berawal dari melihat kebiasaan lama para petani setempat ketika musim kemarau yang dianggap kurang tepat dan bikin petani merugi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ada musim kemarau, di saat itu petani yang tadinya di lahan yang digunakan saat musim hujan, itu mereka tinggalkan di musim kemarau, mereka beralih lagi di lokasi yang ada airnya yang bisa dilakukan penyiraman. Di situ saya melihat bahwa keterbatasan mereka terkait dengan sistem penyiraman," kata Aiptu Arip kepada detikcom.
Dia menyebut petani Sorawolio melakukan penyiraman tanaman di kebunnya secara manual. Artinya, para petani mengalirkan air dari sungai ke parit-parit kebun yang sudah dibuatnya. Namun ketika musim kemarau, debit air di sungai akan berkurang sehingga tak semua lahan pertanian warga bisa teraliri air.
"Dari situ terinspirasi saya apa sih yang bisa saya bantu untuk masyarakat sini. Alhamdulillah saya diberi kesempatan sama petani warga setempat disediakan lahan, saya di situ coba bertanam. Saya siapkan mesin pompa dan di situ ada aliran sungai, saya coba pakai itu menggunakan kincir," ucap Arip.
"Di situ masyarakat mulai tertarik karena tadinya itu mereka tinggalkan di musim kemarau, akhirnya bisa digunakan. Terus lahan yang mereka gunakan pengairan atau penyiraman itu secara manual dengan mengalirkan air di saluran got-got itu airnya bisa mereka lakukan dengan cara kincir," tambahnya.
 Anggota Polres Baubau, Aiptu M Arip Pelu, menggagas sistem penyiraman kincir air untuk para petani di Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Foto: dok. istimewa
Anggota Polres Baubau, Aiptu M Arip Pelu, menggagas sistem penyiraman kincir air untuk para petani di Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Foto: dok. istimewa
Aiptu Arip menyebut dirinya sudah menjalankan inovasinya itu sejak Januari 2025 lalu. Saat itu, Arip memulai inovasinya dengan modal sekitar Rp 10 juta pakai duit sendiri untuk membeli mesin pompa, mesin kincir, hingga pipa untuk instalasi airnya.
"Saya perkirakan untuk modal awal penggunaan sistem kincir ini untuk lahan seluas 1 hektar itu kurang lebih Rp 10 juta," ujarnya.
Dari modal pribadi serta berkat inovasi Aiptu Arip itu petani setempat semakin banyak yang tertarik untuk mengikuti jejaknya. Akhirnya, masyarakat meminta bantuan Aiptu Arip untuk dibuatkan sistem penyiraman mesin kincir untuk di kebun sayurannya.
Saat ini, sudah ada tiga titik dengan luas lahan sekitar 3 hektar yang sudah menggunakan sistem penyiraman mesin kincir. Aiptu Arip juga sedang menunggu dua mesin pompa yang sudah dipesan untuk dipasang di dua titik berikutnya.
"Untuk sekarang mesin yang sudah terpasang itu 3 mesin, dari masing-masing mesin itu luasnya satu hektar lah. Lahan yang sudah menggunakan mesin itu sekitar 3 hektar, 2 hektar sudah persiapan tinggal menunggu mesin," ucapnya.
 Anggota Polres Baubau, Aiptu M Arip Pelu, menggagas sistem penyiraman kincir air untuk para petani di Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Foto: dok. istimewa
Anggota Polres Baubau, Aiptu M Arip Pelu, menggagas sistem penyiraman kincir air untuk para petani di Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Foto: dok. istimewa
Aiptu Arip mengatakan inovasinya itu untuk mendukung kesejahteraan para petani setempat. Selain itu, program ketahanan pangan yang digagas pemerintah juga bisa menjadi maksimal dengan inovasinya tersebut.
"Yang dirasakan masyarakat yang tadinya sistem manual itu selain mangkas waktu, terus perkembangan dari tanaman juga ada perubahan, karena airnya itu bisa menyiram secara menyeluruh dan tepat waktu," ujar Arip.
Hingga kini, inovasi Aiptu Arip semakin berkembang karena para petani membutuhkan pasokan air yang tanpa henti agar tanaman sayur seperti cabe, tomat, hingga kol bisa rutin dipanen masyarakat setiap 4 bulan sekali. Aiptu Arip menyebut akan siap sedia jika dibutuhkan petani untuk menyediakan sistem penyiraman mesin kincir.
(fas/knv)


















































