Di Balik Sikap Tegasnya, Jaksa Ini Dikenal sebagai 'Family Man'

8 hours ago 3

Jakarta -

Setiap pekerjaan, pasti memiliki risikonya masing-masing. Tak terkecuali seorang jaksa yang bersedia ditempatkan di mana saja. Hal ini dirasakan oleh Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Jayawijaya Boston Robert Marganda Siahaan.

Boston ditugaskan ke Kejari Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, sejak Oktober 2024, tepatnya setahun yang lalu. Pertama kali ditugaskan ke ujung RI itu, Boston mengaku kaget. Di samping itu, ia tetap menjalankan amanatnya sebagai seorang penegak hukum.

"Sebenarnya begitu saya terima SK atau Surat Pindah, mendapat amanah sebagai Kepala Seksi Intelijen di Kejaksaan Negeri Jayawijaya ini, awalnya memang saya kaget, tapi namanya kewajiban ya, amanah," ujar Boston, dikutip dari 20detik, Jumat (17/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boston menyadari bertugas di wilayah dengan dinamika sosial seperti Pegunungan Jayawijaya bukanlah hal yang mudah. Namun, selama bekerja dengan jujur dan berbaur baik dengan masyarakat, keamanan dan ketenangan bisa tetap terjaga.

"Saya yakin di tempat saya bertugas, kalau saya bertugas dengan baik, jujur, dan sosialisasi dengan masyarakat, kalau saya bangun dengan baik ya saya pasti bertugas, pasti akan aman depan baik saja," kata Boston.

Selama bertugas di Papua Pegunungan, Boston tak memungkiri kerap dilanda rindu rumah (homesick). Rasa homesick itu diatasi dengan menjaga komunikasi bersama keluarga lewat telepon dan video call.

"Rindu pasti ada. Tapi kita sudah berkomitmen untuk siap ditempatkan di mana saja. Jadi harus dijalani dengan ikhlas," kata Boston.

Bagi Boston, penugasan di Papua Pegunungan justru menjadi pengalaman berharga. Selama setahun menjabat sebagai Kasi Intelijen, ia banyak belajar membaca situasi, memahami karakter masyarakat, dan melatih kepekaan hukum di wilayah dengan tingkat literasi hukum yang masih terbatas.

"Jadi, pesan saya, buat masyarakat Jayawijaya ini, Wamena ini, memang benar-benar, pengetahuan atau wawasan mengenai hukum sangat kecil, sangat minim sekali, baik di masyarakat, di sekolah-sekolah, sama siswa-siswa. Jadi saya berharap, supaya masyarakat ini lebih membuka cara berpikir, pola pikir, mungkin dibantu dengan seperti kita ini, kegiatan-kegiatan, supaya mereka juga terbuka kepikiran," tutur Boston.

Rekan-rekan kerjanya menilai Boston sebagai sosok tegas namun berhati lembut. Calon Jaksa Kejari Jayawijaya, Ivan Brian Pratama menyebut atasannya itu selalu memprioritaskan keluarga atau family man.

"Kalau, sosok Pak Boston, di mata kita sebagai staf intelijen, bukan hanya saya, tapi teman-teman intelijen yang lainnya juga. Beliau merupakan sosok yang tegas, beliau juga sosok yang teliti, serta yang paling saya sukai ini, yang terakhir, sosok family man," kata Ivan.

Sementara itu, Penjaga Tahanan Kejari Jayawijaya, Kevin Marthen Sirman Youwe menggambarkan Boston sebagai pemimpin yang adil dan konsisten. Menurut Kevin, Boston tidak pernah pandang bulu terhadap siapapun.

"Kalau salah, ya ditegur. Tidak pilih kasih," kata Kevin.

"Tapi itu buat motivasi kami biar lebih baik lagi," sambungnya.

Meski jauh dari keluarga dan menghadapi medan tugas yang menantang, Boston tetap menjalani perannya dengan penuh keikhlasan. Di balik ketegasan dan tanggung jawabnya sebagai penegak hukum, tersimpan sosok ayah dan anak yang lembut, rindu keluarga, dan tulus mengabdi bagi keadilan hingga ke pelosok negeri.

detikcom bersama Kejaksaan Agung menghadirkan program khusus yang mengungkap realita penegakan hukum dan keadilan di Indonesia. Program ini tidak hanya menyorot upaya insan kejaksaan dalam menuntaskan kasus, namun juga mengungkap kisah dari dedikasi dan peran sosial para jaksa inspiratif.

Program ini diharapkan membuka cakrawala publik akan arti pentingnya institusi kejaksaan dalam kerangka pembangunan dan penegakan supremasi hukum di masyarakat. Saksikan selengkapnya di sini.

(anl/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |