Dampak Aksi Jaksa Febrow yang Terus Dirasakan SAD

7 hours ago 1

Jakarta -

Menjelang pelaksanaan Adhyaksa Awards 2025, perhatian kembali tertuju pada penerima penghargaan tahun lalu yang berhasil menunjukkan dedikasi luar biasa di dalam maupun luar tugas formal kejaksaan. Salah satu sosok yang mencuri perhatian itu ialah Jaksa Febrow Adhyaksa Soeseno, peraih penghargaan kategori Jaksa Inspiratif Pemberdaya Masyarakat Adhyaksa Awards 2024.

detikcom bekerja sama dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia. Adhyaksa Awards menjadi wadah untuk mengapresiasi prestasi jaksa sekaligus mendorong peningkatan integritas dan profesionalisme dalam bidang hukum.

Di gelaran perdana yang sukses digelar pada tahun lalu, Jaksa Febrow menjadi salah satu pemenang dari 5 kategori yang diperebutkan. Sebagai Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Tebo, Febrow memulai langkahnya bukan dari meja sidang atau ruang penyidikan, melainkan dari wilayah-wilayah terpencil yang dihuni oleh masyarakat adat Suku Anak Dalam (SAD).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Febrow menceritakan inisiatif yang membawanya menerima penghargaan tahun lalu bermula dari pertemuannya dengan Yayasan Orang Rimbo Kita (Orik) pada hari pertama ia menjabat Kasi Intelijen di Tebo. Yayasan tersebut berfokus pada pemberdayaan masyarakat adat, terutama Suku Anak Dalam.

"Awalnya hanya silaturahmi dengan Yayasan Orang Rimbo Kita, mereka cerita soal program pemberdayaan masyarakat adat. Dari situ kami mulai kolaborasi, mulai dari penyuluhan hukum sampai akhirnya masuk ke pemenuhan hak-hak dasar mereka," ucap Febrow dihubungi detikcom, Selasa, (20/5/2025).

Dari dialog itulah lahir kerja sama dalam penyuluhan hukum. Namun, seiring waktu, kebutuhan yang dihadapi masyarakat pun jauh lebih kompleks.

"Bukan hanya soal hukum atau bantuan sembako, mereka tidak punya identitas. Tanpa KTP, mereka tidak bisa mengakses pendidikan, kesehatan, atau bantuan sosial," tuturnya.

Sebagai langkah nyata, ia pun menggandeng berbagai instansi, mulai Disdukcapil, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, hingga BPJS dan RSUD setempat, untuk memfasilitasi perekaman e-KTP, pendataan peserta BPJS, serta pembuatan dokumen kependudukan lainnya. Hingga saat ini, lebih dari 1.200 warga Suku Anak Dalam telah memiliki identitas resmi dan terdaftar dalam layanan kesehatan nasional.

Tak hanya itu, Febrow turut menginisiasi pembangunan Pamsimas guna menyediakan akses air bersih, menggantikan sumber air yang sebelumnya tercemar. Di sektor pendidikan, ia mendorong pembangunan rumah singgah sebagai tempat tinggal sementara bagi anak-anak Suku Anak Dalam yang bersekolah jauh dari tempat tinggal mereka.

"Semua ini tidak akan tercapai tanpa sinergi. Tapi yang terpenting, masyarakat adat kini bisa lebih dekat pada hak-haknya sebagai warga negara," kata Febrow.

Memasuki Adhyaksa Awards 2025, capaian tersebut menjadi pijakan penting bagi institusi Kejaksaan untuk terus mendorong program-program intelijen yang menyentuh akar persoalan sosial. Febrow berharap pengalaman yang ia lalui dapat menginspirasi jaksa lainnya untuk turut hadir di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga agen perubahan sosial.

Adhyaksa Awards kini kembali hadir dengan penambahan dua nominasi baru. Para jaksa yang terpilih nantinya tidak hanya diukur dari prestasi administratif, tetapi juga dari dedikasi, dampak sosial, dan keteladanan mereka sebagai penegak hukum.

Masyarakat dapat memberikan penilaian dan masukan kepada panitia siapa saja jaksa yang layak mendapatkan Adhyaksa Award 2025. Panitia berharap masyarakat memberikan informasi dengan benar, runut, dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Masyarakat dapat mengisi form di sini.

(idn/idn)

Loading...

Adhyaksa Awards 2025

Usulkan jaksa teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |