Jakarta -
Di sela liburan panjang akhir pekan, kawasan Monumen Nasional (Monas) tak pernah sepi pengunjung. Di antara lautan manusia itu, Santi (35), warga Dukuh Atas, tampak menikmati momen santai bersama keluarganya.
Santi mengaku cukup sering datang ke Monas, terutama karena anaknya suka bermain di ruang terbuka. Namun pengalaman menggunakan jasa foto seperti ini baru pertama kali ia lakukan. Bukan karena tak bisa memotret sendiri, tapi karena ingin merasakan sesuatu yang berbeda.
"Iya baru pertama kali ini (pakai jasa foto keliling di Monas)," kata Santi saat ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (30/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagus kok, kita juga sekalian bantu bapaknya juga kan. Kalau kaya gini gak mesti dia dapat uang tiap hari," sambungnya.
Bagi Santi, jasa foto seperti ini punya nilai tersendiri. Bukan hanya soal hasil fotonya, tapi juga soal niat membantu sesama.
"Harganya juga masih ramah. Dan bapaknya bantu arahkan gaya, jadi hasilnya bagus" tuturnya.
Fotografer yang melayani Santi hari itu adalah Rahmat (43), tukang foto keliling yang sudah lebih dari 10 tahun mencari nafkah di kawasan Monas. Dengan kamera lamanya yang setia menemaninya bekerja, Rahmat tak hanya menjual foto, ia menjual pengalaman, interaksi, dan sejumput kehangatan dalam bingkai.
"Kadang ada yang ngeremehin kamera saya, bilang ini kamera lama. Tapi saya udah biasa. Yang penting, saya kerja halal. Rezeki udah ada yang ngatur," kata Rahmat.
Tarif foto yang ditawarkan Rahmat pun terjangkau, Rp 20 ribu per cetak. Dalam sehari, jika ramai, ia bisa membawa pulang hingga Rp 300 ribu. Namun ada juga hari di mana hanya dua pengunjung yang menggunakan jasanya.
"Paling kecil dulu 40 ribu paling engga pasti dapat. Harus diusahain bawa uang ke rumah buat makan," imbuhnya.
Lihat juga Video 'Liburan Panjang ke Taman Literasi Jakarta, Ngapain Aja?':
(bel/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini