Cerita Nenek Tami Jualan Kue dengan Mata Katarak, Yuk Kita Bantu!

1 month ago 23

Jakarta -

Sembari tergopoh-gopoh, Nenek Tami (70) menjajakan kue yang dibawa di atas kepala. Tangannya lainnya pun sibuk membawa kue lainnya yang dirasa cukup berat.

Jika diperhatikan tampilan nenek Tami seperti orang tua pada umumnya, tapi siapa sangka Nenek yang sudah ditinggal suami sejak 10 tahun ini menderita katarak di dua bola matanya.

Saat berbuatbaik.id membersamai Nenek Tami berjualan, beberapa kali nenek tak melihat adanya motor di depannya yang tengah melintas. Setiap kali juga nenek hampir menabrak apapun didepannya. Tentu saja, kemampuan melihat yang buruk ini tak lepas dari dua matanya yang katarak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kataraknya udah berpuluh-puluh tahun yang ini (menunjuk mata kiri) yang gak liat sama sekali. Yang ini (mata kanan) yang tadinya rada terang sekarang rada burem," ungkap sang nenek tanpa rasa khawatir sedikit pun.

Nenek Tami pun mengakui bahwa kemampuan melihat buruk membuat dia beberapa kali hampir celaka. Beruntung banyak tetangga yang juga langganannya memperhatikan nenek ketika berjualan keliling.

"Pernah kadang-kadang lewat jalan raya ga bisa trus ada yang sebrangin. Kadang-kadang hampir mau nabrak gerobak udah burem banget," keluhnya.

Nenek TamiNenek Tami (Foto: berbuatbaik.id)

Beberapa kali sebenarnya nenek mendapat kesempatan untuk melakukan operasi katarak gratis namun urung dia lakukan. Alasan pertamanya, ketakutan akan gagal. Selain itu, dia khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup selama pemulihan pasca operasi.

"Sering nawarin operasi saya takut, saya takut gagal ntar kita ga liat sama sekali. Ntar kita ga bisa usaha sama sekali. Kalau gak dagang sebulan dua bulan makanya saya takutnya kayak gitu, Apalagi ga bisa ngandelin anak jadi saya gak mau. Saya bingung kayak gitu saya operasi sebulan dua bulan gimana duitnya," curhat nenek gelisah.

Nyatanya, Nenek Tami tinggal bersama satu cucunya yang bekerja sebagai penjaga toko dengan gaji Rp 1,5 juta saja. Sementara itu, anaknya tinggal terpisah dan mengalami ekonomi yang sama sulitnya. Nenek Tami pun memutuskan untuk tidak merepotkan siapapun, termasuk anaknya.

"cucu saya ga mampu gaji cuma 1.5 kasi mamanya 500. Cucu keadaanya gak mampu, sekarang anak cuma 1 cuma suaminya dagang bakso ga cukup buat makan karena anak banyak," cerita Nenek Tami.

Oleh karena itu, Nenek pun dengan sekuat tenaga di usia yang senja terus berkeliling untuk mencari rupiah. Kue-kue ini dia ambil dari kios di pasar dan dijual kembali dengan keuntungan paling besar sehari Rp 40 ribu.

Ada asa yang disimpan agar kelak dirinya bisa melihat lagi dan tak khawatir akan kebutuhan hidup selama pemulihan. Dia juga berharap suatu hari dia dapat menikmati hari tua dengan nyaman tanpa bersusah payah keliling kampung berjualan kue.

Sahabat baik, alangkah berharganya penglihatan bagi nenek untuk meneruskan hidup. Kamu bisa menjadi bagian dari jalan cahaya bagi Nenek Tami. Caranya, mulai Donasi sekarang di berbuatbaik.id. Tidak perlu khawatir karena bantuan untuk Nenek Tami 100% tersalurkan.

(kny/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |