Jakarta -
Siswa SMP di Grobogan berinisial ABP meninggal dunia setelah terlibat 2 kali perkelahian di sekolah. Ayah ABP, Sawindra (38), mengatakan kejadian tersebut bukanlah yang pertama. Sebelumnya, korban pernah di-bully hingga tak mau masuk sekolah.
"Dua bulan lalu juga seperti itu, dia dikeroyok, dipukuli. Awalnya dia nggak mau cerita, tapi setelah dibujuk sama neneknya akhirnya dia cerita. Sampai nggak masuk sehari," kata Sawindra, dilansir detikJateng, Selasa (14/10/2025).
Peristiwa perundungan pertama sudah dilaporkan sang nenek ke sekolahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Neneknya langsung datang ke sekolah, ke guru BK, bilang kalau ABP mengalami hal seperti itu. Kemudian, disampaikan kalau masalah itu akan ditangani," beber Sawindra.
"Kemudian, nggak ada pemanggilan siswa sama orang tuanya, seperti tidak ada apa-apa, tapi akhirnya mereka berhenti, tidak melakukan itu lagi ke anak saya," tambahnya.
Pada kejadian kedua, Sawindra mengatakan awalnya pihak keluarga, mengetahui kabar tersebut melalui nenek yang diberi tahu anak tetangga yang bersekolah di tempat yang sama.
"Katanya ABP pingsan dibawa ke puskesmas. Kemudian si nenek langsung menghubungi kakek, dan kakek Angga menghubungi saya," kata Sawindra, Senin (13/10).
Pihak keluarga yang ada di Grobogan bersama perangkat desa kemudian mendatangi korban yang sudah dirujuk ke RSUD Dr R Soejati S Grobogan. Mereka sempat mendapat penjelasan dari dokter bahwa ada sejumlah luka dan tulang yang patah.
"Katanya kepala bagian kanan dan kiri memar, kemudian bagian dada juga memar. Yang paling parah tulang bagian belakang di bawah otak katanya sudah patah, itu yang sangat fatal," ungkap Sawindra.
Sawindra menduga ABP dikeroyok oleh siswa lain di sekolahnya. "Yang saya dengar itu ABP sempat dibanting ke lantai, dijedotkan ke tembok, sampai dikeroyok teman-temannya di sekolah," ujar Sawindra.
Simak selengkapnya di sini.
(yld/idh)