Jakarta -
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau progres revitalisasi Pasar Induk dan Asrama Inggrisan di Kabupaten Banyuwangi, hari ini. Revitalisasi ini ditargetkan tuntas akhir 2025 dan beroperasi Januari 2026.
Adapun bangunan tersebut kini tengah direvitalisasi Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan akan dijadikan pusat perbelanjaan yang menyatu dengan kawasan wisata heritage. Kedua bangunan tersebut mulai direvitalisasi pada Oktober 2024, dengan anggaran total Rp 152 miliar.
"Kami meninjau lokasi Pasar Induk Banyuwangi yang saat ini tengah direvitalisasi. Proyek ini sudah dikerjakan kurang lebih selama satu tahun dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2025 agar segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," kata AHY dalam keterangannya, Jumat (31/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar Induk Banyuwangi dibangun di atas lahan 10.600 meter persegi dengan dua bangunan utama. Pertama, pasar sisi utara setinggi dua lantai terdiri dari 209 los/kios, dan kedua pasar sisi selatan dengan dua lantai memiliki 568 kios/los. Secara keseluruhan luas bangunan utama pasar adalah 15.872 meter persegi dengan kapasitas 777 kios/los, yang terdiri dari 194 kios dan 583 los.
"Harapannya ini bisa semakin menghidupkan pasar dari sebelumnya. Dengan hadirnya pasar induk yang telah direvitalisasi ini, mudah-mudahan semakin menggeliatkan ekonomi masyarakat di Banyuwangi," papar AHY.
"Para penjual dan para pembeli bisa nyaman datang ke tempat ini, berbelanja, berjualan, dan sekali lagi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan Kabupaten Banyuwangi," imbuhnya.
Pada kesempatan ini, AHY mengapresiasi arsitektur pasar Induk Banyuwangi dan Inggrisan yang tetap mempertahankan sejarah serta menonjolkan kearifan lokal.
"Arsitekturnya menarik sekali karena tetap berusaha mempertahankan kekhasan Banyuwangi. Bahkan tadi ada sebagian yang juga dipertahankan sebagai heritage," ujarnya.
AHY pun mengaku senang revitalisasi Pasar Induk dan Asrama Inggrisan Banyuwangi bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal.
"Saya senang ada 250 pekerja setiap hari, yang sebagian berasal dari Banyuwangi. Mudah-mudahan proyek ini juga terus bisa membuka lapangan pekerjaan yang baik," ungkapnya.
Sementara itu, Project Manager Revitalisasi Pasar Induk dan Asrama Inggrisan, Ikhwan Fatoni mengatakan saat ini progres pembangunan telah mencapai 52 persen. "Ini sudah secara keseluruhan, baik pasar induk maupun asrama Inggrisan karena memang satu paket," tegasnya.
Ia menjelaskan saat ini pembangunan sudah masuk ada tahap finishing. "Memang masih ada pekerjaan struktur sedikit yang harus kita selesaikan. Seperti ram tangga dan penyelesaian atap. Selebihnya sudah mulai ke pekerjaan pembuatan kios-kios dan nanti finishing kios," lanjutnya.
Fatoni pun optimistis proyek akan rampung tepat waktu, pada Desember 2025 mendatang. "Kami akan berupaya, kalau memang diperlukan kami akan segera tambah jumlah pekerja agar selesai sesuai target," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih kepada pemerintah pusat yang terus mendukung kemajuan Banyuwangi.
"Semoga nantinya pasar dan asrama inggrisan yang tampil dengan wajah baru ini bisa menjadi destinasi baru bagi wisatawan sehingga semakin menggeliatkan ekonomi warga kami," pungkas Ipuk.
Sebagai informasi, Pasar Induk Banyuwangi didesain memiliki gedung utama yang terdiri atas dua lantai dengan arsitektur khas Osing, Banyuwangi. Pasar juga akan dibagi menjadi areal pasar basah, pasar kering, dan area kuliner dan juga dilengkapi dengan gedung parkir.
Sementara Asrama Inggrisan merupakan salah satu obyek cagar budaya. Asrama Inggrisan direvitalisasi sesuai ketentuan perundangan yang mengatur tentang cagar budaya. Orisinalitas bangunannya akan tetap dipertahankan. Nantinya akan menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi yang semakin meningkatkan daya tarik wisatawan.
Asrama Inggrisan merupakan komplek perkantoran telegrap yang menjadi penghubung dunia. Pada 1871, untuk pertama kalinya, Eropa dengan Australia tersambung kabel telegrap bawah laut. Di mana saat itu, Banyuwangi menjadi titik penghubungnya.
Pada kunjungan ini, AHY turut didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, serta jajaran Kemen PU, dan Forkopimda Banyuwangi.
(akd/ega)


















































