Tanggul Baswedan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, jebol hingga menyebabkan air meluap ke rumah warga. Ada sejumlah fakta di balik jebolnya tanggul ini.
Sebagaimana diketahui, banjir memang melanda wilayah Jakarta sejak Kamis (30/10) malam. Per pukul 07.00 WIB pagi ini, titik-titik banjir tinggal tersisa di kawasan Jakarta Selatan.
Salah satu wilayah yang terdampak terdapat pada Kelurahan Jati Padang. Di wilayah itu ada 5 RT yang masih tergenang banjir dengan ketinggian air mencapai 40 Cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebab: curah hujan tinggi, luapan Kali PHB dan jebolnya Tanggul Baswedan," jelas Yohan.
1. Air Meluap ke Rumah Warga
Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (31/10/2025), sisa tanggul yang jebol masih berada di lokasi. Air dari sungai mengalir deras ke permukiman warga karena tak terhalang tanggul lagi.
Tanggul Baswedan yang jebol itu berada persis di samping Musala Sabili. Jalan warga juga tertutup dinding tanggul yang jebol.
Sejumlah warga tampak membersihkan rumah mereka. Anak-anak di sekitar terlihat bermain di tengah banjir.
Tanggul Baswedan ini dibangun pada 2017. Tanggul itu sempat jebol pada Juli 2025. Titik tanggul yang jebol kali ini berbeda dengan peristiwa tanggul jebol Juli lalu.
2. 10 RT Terendam
Ketua RW 06 Abdul Kohar mengatakan sebanyak 10 RT di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel), terendam banjir imbas Tanggul Baswedan jebol. Banjir terparah berada di RT 03.
"Jadi 10 RT yang terdampak dari 15 RT. Yang terdampak jumlah KK-nya, kalau di RT 03 aja ini kita sekitar kurang lebih ya 300 KK ya, karena di RT 03 ini yang tempat tanggul jebol," kata Abdul Kohar kepada wartawan di lokasi, Jumat (31/10/2025).
Kohar mengatakan ada dua rumah rusak akibat Tanggul Baswedan jebol. Keduanya masing-masing berada di RT 03 dan RT 04.
"Satu jebol di RT 03. Aku bilang, namanya Pak Edi, RT 03 RW 06. Jebol yang di RT 04 itu rumah Pak Hasan, kalau nggak salah. Ada di RT 04 RW 06," jelasnya.
3. Asal-usul Tanggul
Dia menuturkan, ada kemungkinan akan ada kompensasi untuk warga yang rumahnya jebol. Kohar menyebutkan keberadaan Tanggul Baswedan sangat vital bagi warga. Sebab, permukaan air lebih tinggi ketimbang tanah di sekitar lokasi.
"Sebelum jebol memang sangat membantu. Ya, itu sangat membantu, itu kan waktu pada saat zamannya Pak Anies ya, zamannya Pak Anies, maaf ya, kita tidak menafikan," ucapnya.
Kohar bahkan bercerita asal-usul tanggul itu diberi nama Tanggul Baswedan. Menurut dia, kala itu Anies sangat memperhatikan warganya.
"Dan memberi nama itu juga warga, bukan Pak Anies yang minta. Tanggul Anies Baswedan itu RT dan warganya semua," ungkap dia.
Meski begitu, dia bersyukur tidak ada korban jiwa di wilayahnya. Dia berharap pemerintah daerah segera turun tangan mengatasi kejadian ini.
"Ya, makanya sekarang saya lagi mau meninjau lagi, nih. Alhamdulillah, kita bersyukur korban tidak ada di wilayah kami. Dan harapan saya ke depannya, mari toh, kita duduk bersama. Kita cari solusi yang terbaik," katanya.
4. Tembok Warga Ambruk
Imbas tanggul jebol, air yang tak tertahan membuat tembok rumah warga ambruk. Tembok rumah bolong itu milik Yuni (38) warga RT 3/RW 6. Dinding rumah bolong dengan tinggi sekitar 1 meter.
Lokasi rumah Yuni berjarak sekitar 20 meter dari tanggul Baswedan yang jebol. Luapan air dari tanggul membanjiri seluruh lingkungan rumahnya.
Pada Kamis (30/10), tanggul Baswedan sudah jebol lebih dulu sekitar pukul 15.00 WIB. Anak Yuni, Naza (15), menceritakan tembok rumahnya bolong sekitar pukul 18.00 WIB.
"Awalnya masuk cuma sebetis doang nah karena air dari dorongan belakang tuh jadi kenceng, tembok belakangnya nggak kuat," kata Naza saat ditemui di lokasi.
5. Air Meluap Seperti Tsunami
Sementara itu, Supri warga RT 3 RW 6 bahkan menyebutkan air yang meluap dari tanggul seperti tsunami. Dia dan keluarganya sempat kaget dan ketakutan.
Saat itu, Supri dan keluarganya sedang berada di rumah. Mereka tengah bersantai karena hujan deras di luar.
"Bukan kaget lagi pokoknya udah kayak tsunami. Ini tumpah, pas kita mau nutup pintu nggak bisa, air udah nekan banget ke rumah. Semeter itu di dalam rumah, padahal rumah saya udah paling tinggi itungannya," kata Supri saat ditemui di lokasi, Jumat (31/10).
Dia menjelaskan, kejadian tanggul jebol itu sekitar pukul 16.00 WIB. Cuaca saat itu hujan deras dan angin kencang.
"Itu pas ujan lama, air itu udah full di atas, udah tumpah. Nggak selang berapa lama langsung brek jebol," kata dia.
6. Imbas Banjir
Imbas rumahnya kebanjiran, banyak barang milik Supri rusak. Padahal saat banjir Juli lalu air tak begitu deras masuk ke rumahnya.
"Barang-barang kerendem, TV, kipas, PS 3 saya dua rusak semua. Padahal selama ada tanggul ini nggak ada banjir. Yang kemarin itu nyampai juga, tapi nggak parah," ucapnya.
Selanjutnya, Adi, tetangga Supri, mengatakan banjir saat ini lebih parah dari Juli lalu. Rumahnya bahkan sampai terendam hingga 1,5 meter.
"Iya ini paling parah sepengalaman saya 10 di sini. Kemarin Juli di musala, sekarang persis depan rumah, nah ini parah banget," kata Adi.
Dia berharap pemerintah segera turun tangan. Saat ini Adi dan keluarganya kesulitan beraktivitas.
7. Tindakan Sementara
Petugas SDA langsung memasang tanggul sementara dari tumpukan karung berisi pasir untuk menahan air makin parah masuk ke permukiman warga.
"Sebagai tindak lanjut sementara, saat ini, Jumat 31 Oktober 2025 dipasang tanggul darurat dari tumpukan karung berisi pasir untuk mengurangi limpasan air," kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Pasar Minggu, Rosi Surya Indah, saat dimintai konfirmasi, Jumat (31/10/2025).
Rosi mengatakan jebolnya tanggul tersebut disebabkan oleh tekanan air yang tinggi di saluran penghubung (PHB) Pulo. Debit air meningkat tajam karena curah hujan yang sangat lebat.
"Jebolnya tanggul terjadi akibat tekanan air yang besar di saluran PHB Pulo saat hujan deras. Air tidak tertampung sehingga sebagian tanggul tergerus dan jebol," ujarnya.
Menurut Rosi, rencana perbaikan permanen akan dilakukan dengan kombinasi batu kali dan beton sebagai fondasi, sloof, dan kolom. Desain tanggul akan disesuaikan dengan kondisi tanah dan tekanan air agar lebih stabil.
"Pekerjaan permanen diperkirakan memakan waktu sekitar tiga bulan. Kami akan pastikan strukturnya lebih kuat agar kejadian seperti ini tidak terulang," tuturnya.
Tanggul Baswedan ini dibangun pada 2017. Tanggul itu sempat jebol pada Juli 2025. Titik tanggul yang jebol kali ini berbeda dengan peristiwa tanggul jebol pada Juli lalu.
8. Semua Tanggul Akan Diperbaiki
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memerintahkan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Bina Marga segera memperbaiki seluruh tanggul yang jebol akibat hujan deras beberapa hari terakhir. Instruksi ini disampaikan menyusul jebolnya tanggul Baswedan di Jati Padang, Jakarta Selatan yang merendam 10 RT.
"Semua tanggul yang jebol saya sudah minta kepada Sumber Daya Air dan Bina Marga untuk segera dilakukan perbaikan," kata Pramono di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (31/10).
Pramono menuturkan perintah itu juga mencakup tanggul di sekitar Kemang Village dan Kem Chicks yang dilaporkan mengalami kerusakan akibat derasnya arus air. Dia meminta jajarannya bergerak cepat untuk menambal titik-titik kritis agar banjir tidak kembali meluas.
"Tanggul yang jebol ya segera minta kita perbaiki, termasuk kejadian di Kem Chicks dan di Kemang Village," ujarnya.
(rdp/rdp)

















































