3 Ulama Arab Saudi yang Pernah Ditangkap karena Dianggap Terlalu Vokal Terhadap Pemerintah

1 day ago 5

loading...

Sheikh Salman Al-Awda merupakan salah satu ulama Arab Saudi yang reformis dan kini dipenjara. Foto/X/Middle East Monitor

RIYADH - Terdapat sejumlah ulama Arab Saudi yang pernah ditangkap karena dianggap terlalu vokal terhadap pemerintah. Di antaranya bahkan ada yang diancam hukuman mati.

Kebebasan berbicara dan menyampaikan pendapat di Arab Saudi masih menjadi isu yang sensitif, terlebih jika berkaitan dengan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Beberapa ulama ternama yang memiliki pengaruh luas di kalangan masyarakat bahkan pernah ditangkap karena dianggap terlalu vokal dalam menyuarakan pandangan yang tidak sejalan dengan arah kebijakan pemerintahan.

Penangkapan ulama-ulama tersebut tak hanya mengundang perhatian publik di sana, tetapi juga mencuri sorotan dunia internasional. Sebagian di antaranya terus menuntut pemerintah Arab Saudi agar segera membebaskan mereka dari tahanan.

Ulama Arab Saudi yang Ditangkap karena Dianggap Terlalu Vokal Terhadap Pemerintah

1. Sheikh Salman Al-Awda

Sheikh Salman al-Awda merupakan seorang ulama dan cendekiawan Islam terkemuka asal Arab Saudi. Di sana, ia dikenal luas karena pandangannya yang moderat dan dukungannya terhadap reformasi sosial serta toleransi antaragama.

Melansir Arab Organisation for Human Right, al-Awda telah menghabiskan lebih dari tujuh tahun penjara atas tuduhan kebebasan berbicara. Diketahui, ia dulu ditangkap pada September 2017 oleh otoritas berwenang Saudi.

Pada sebuah kesempatan, putranya yang bernama Abdullah mengungkap kondisi al-Awda yang telah kehilangan separuh penglihatan dan pendengarannya sejak ditahan. Ia juga menyebut adanya larangan bagi dirinya dan anggota keluarga lain untuk mengunjungi atau sekadar menelepon al-Awda.

“Apa yang terjadi pada ayah saya diklasifikasikan secara internasional sebagai penyiksaan,” ucap Abdullah, dikutip Selasa (15/4).

Pada September 2017, otoritas Saudi menangkap puluhan akademisi dan aktivis, termasuk terutama Salman al-Awda, Awad al-Qarni dan Ali al-Omari. Mereka ditangkap atas tuduhan terorisme dan konspirasi melawan negara.

Menurut Amnesty International, al-Awda ditahan tanpa dakwaan selama lebih dari setahun. Kemudian, ia juga mengalami isolasi dan tidak diberikan akses kepada pengacara maupun keluarganya selama lima bulan pertama penahanan.

Pada Februari 2019, putra al-Awda mengklarifikasi bahwa penyebab ayahnya ditahan adalah karena cuitannya dulu tentang krisis Teluk dan keinginannya untuk mencapai rekonsiliasi. Hal tersebut membuat marah pemerintah Saudi, sehingga menganggapnya sebagai pelanggaran pidana.


2. Sheikh Awad al-Qarni

Berikutnya ada Sheikh Awad bin Mohammed al-Qarni. Ia adalah seorang ulama, akademisi, dan penulis asal Arab Saudi yang dikenal karena pandangannya yang konservatif serta kritiknya terhadap sekularisme dan modernitas.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |