Viral 'Gadai Syarat Disetubuhi' di Semarang, Ini Faktanya

2 hours ago 3
Semarang -

Viral video bernarasi 'gadai syarat disetubuhi' di Kota Semarang, Jawa Tengah. Polisi hingga pemilik usaha gadai memberi penjelasan.

Video yang viral itu berjudul 'Heboh!! Tempat Gadai di Semarang dituding Beri Syarat Harus Mau disetubuhi'. Di video tersebut tampak seorang wanita sedang menelpon di depan Gadai Kurnia, tetapi video tersebut telah dihapus oleh pengunggahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy, menerangkan peristiwa tersebut bermula saat seorang wanita ingin menggadaikan ponsel. Andy pun mendatangi lokasi kejadian di Gadai Kurnia, Kelurahan Rejosari, Semarang Timur.

"Si perempuan tadi mau mengajukan pinjaman, tapi secara pribadi. Mengenai ke hotel dan yang lain itu adalah kesepakatan mereka sendiri," tegasnya, dilansir detikJateng, Kamis (18/9/2025).

Namun, Andy menerangkan, saat wanita tersebut hendak menebus ponselnya di tempat pegadaian setelah menerima uang pinjaman, terjadi sebuah persoalan. Permasalahan itu melibatkan wanita itu dengan ibu pegawai tersebut.

Kala itu, wanita tersebut ingin menebus ponselnya yang digadai, tetapi utang ke pegawai tersebut diminta ibu itu untuk dilunasi lebih dulu.

"Ibunya laki-laki tadi juga kerja di sini, tahu ceritanya, (bilang) 'dikembalikan saja dulu uang yang pinjam dengan anak saya'. Mereka nggak mau, maunya ngambil HP dulu. Takut ada apa-apa, akhirnya HP yang digadai di sini diserahkan," tutur Andy.

Beruntung, ponsel dan barang lain yang menjadi jaminan telah dikembalikan sehingga tidak ada lagi barang yang ditahan di tempat gadai itu.

"Jadi intinya, adalah gadai ini tidak ada hubungannya dengan utang-piutang yang viral tersebut. Karena itu adalah utang piutang bawah tangan pribadi mereka sendiri," terang Andy.

Pihak Gadai Kurnia Merasa Dirugikan

Sementara itu, pemilik Gadai Kurnia, Rudi Kurniawan, viralnya video itu dirasa merugikan pihaknya. Dia mengatakan, hal tersebut merupakan fitnah lantaran pegawainya melakukan kejadian tersebut secara pribadi.

"Sangat merugikan usaha saya, sangat fitnah. Sebenarnya ini kan oknum. Jadinya di luar jam kerja dan ternyata melabraknya di waktu jam kerja. Makanya ini sangat merugikan usaha saya," ungkapnya.

Rudi menerangkan, pembuat video awal dimintanya untuk menghapus unggahan sekaligus membikin klarifikasi. Nahasnya, video tersebut tersebar luas lantaran sejumlah akun mengunggah ulang.

"Kita sudah simpan buktinya. Kita menghubungi si pembuat video pertama, 'gimana maksudnya, kamu mau hapus atau kita laporkan?' Setelah itu dia kooperatif, mau menghapus dan mau mengklarifikasi," jelasnya.

Baca selengkapnya di sini

(idh/imk)


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |