Jakarta -
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, melakukan diskusi budaya dengan Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Prof. Safi. Pertemuan tersebut membahas rencana strategis pelestarian budaya Jawa Timur, khususnya Madura sebagai instrumen diplomasi budaya yang berlangsung di Gedung E Kemenbud, Senayan, Jakarta, hari ini.
Dalam dialog tersebut, Fadli menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai institusi yang dapat memajukan pelestarian kebudayaan, terutama bahasa daerah. Dalam hal ini, ia menuturkan bahwa pengetahuan budaya dan bahasa harus dilestarikan melalui kurikulum pendidikan masing-masing institusi.
"Sekarang ini sudah ada program studi pencak silat dan keris. Jadi harus ada institusionalisasi terkait budaya, khususnya bahasa daerah. Kalau tidak dilestarikan akan hilang penuturnya yang mengakibatkan kepunahan bahasa," ujar Fadli dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia turut mendorong pemerintah daerah Madura untuk melestarikan seni keris sebagai lambang budaya. Kualitas keris Madura tidak kalah unggul dari keris Bali atau keris Yogyakarta. Keahlian masyarakat Madura dalam membuat keris diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi kreatif sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal.
"Terkait pelestarian budaya, termasuk keris, kita semua harus gotong royong untuk melestarikan itu. Jadi nanti ada orkestrasi untuk pembangunan kebudayaan. Ada private sector, perguruan tinggi, perorangan, swasta, korporasi, semua harus dilibatkan," katanya.
Tidak hanya bahasa dan budaya, Fadli juga menyoroti tempat-tempat bersejarah di daerah Madura yang berpotensi menjadi wadah edukasi sejarah sekaligus pariwisata. Ia menambahkan bahwa sejumlah situs bersejarah perlu diperkenalkan lebih luas kepada masyarakat sebagai destinasi wisata edukatif dan religi.
"Ada beberapa situs bersejarah yang bisa kita dorong untuk dikenalkan ke masyarakat. Misalnya Museum Cakraningrat yang menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah. Kemudian ada juga peninggalan ulama Syaikhona Kholil yang bisa dijadikan tempat wisata religi," tambahnya.
Adapun Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Prof. Safi turut mengundang Fadli untuk menjadi pembicara utama pada Kongres Kebudayaan Madura (KKM) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. KKM akan menghadirkan para budayawan, seniman, pegiat seni dan mahasiswa, yang diharapkan dapat menjadi tonggak awal komitmen untuk melindungi budaya Madura.
"Kami juga akan mengundang seniman sastra Zawawi Imron sebagai pembicara, agar mahasiswa yang mengikuti Kongres dapat mendapatkan ilmu tentang budaya dan sastra Madura," tutur Safi.
Menutup dialog, Fadli menyambut baik undangan rektor UTM untuk menghadiri Kongres Kebudayaan Madura. Ia juga berharap, budaya Madura dapat terus berkembang menjadi salah satu penyokong ekonomi kreatif lokal.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung konservasi budaya lokal, termasuk budaya dari Madura. Semoga ke depannya akan semakin banyak daerah yang melestarikan budayanya masing-masing," pungkas Fadli.
Hadir untuk mendampingi Menteri Kebudayaan, Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; dan Direktur Sejarah dan Permuseuman, Agus Mulyana.
Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Prof. Safi; Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Trunojoyo Madura, Gita Pawana; serta Ketua Pusat Penelitian Inovasi Sosial Budaya LPPM, Iskandar Dzulkarnain.
Lihat juga Video 'Kembali ke Tempo Dulu Lewat Festival Budaya Loloan di Bali':
(prf/ega)