Sinergi Pentahelix, Kunci Bangun Generasi Sehat Indonesia

1 week ago 9

Jakarta -

Hingga saat ini, masalah gizi buruk di Indonesia masih menjadi tantangan besar yang memengaruhi kualitas hidup jutaan anak dan masyarakat Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka stunting, wasting, dan kurang gizi pada anak balita masih berada pada tingkat yang memprihatinkan.

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi stunting Indonesia masih sekitar 21,5 persen, atau turun 0,8 persen daripada tahun sebelumnya. Jumlah ini jelas masih jauh dari target penurunan angka stunting nasional di angka 14%. Selain itu jika dibandingkan dengan negara-negara lain, jumlah kasus stunting di RI juga tergolong tinggi, sebut saja Thailand dengan prevalensi stunting di angka 10 persen dan Vietnam 19 persen.

Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, pemerintah pun menyiapkan sejumlah jurus. Salah satunya dengan menggencarkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak awal Januari 2025. Program ini bertujuan untuk menyediakan makanan sehat secara gratis kepada kelompok rentan, seperti anak-anak di sekolah, ibu hamil, dan keluarga prasejahtera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pelaksanaannya, pemerintah telah menggelontorkan dana APBN sebesar Rp 71 triliun untuk menopang kebutuhan anggaran program tersebut. Dengan biaya Rp 10 ribu per porsi, nantinya program ini akan menyasar setidaknya 17,5 juta penerima manfaat.

Keberadaan program MBG diyakini menjadi ujung tombak untuk menangani persoalan gizi buruk, dan menekan angka stunting RI. Namun pemerintah tidak bisa hanya bergerak sendiri, butuh sinergi berbagai pihak untuk membangun gerakan perbaikan gizi masyarakat.

Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Mendukbangga/Kepala BKKBN), Wihaji. Dia menegaskan upaya memberantas stunting perlu pendekatan kerja sama pentahelix, yang melibatkan pihak lain di luar pemerintah. Untuk diketahui, pentahelix atau multipihak adalah konsep kerja melibatkan banyak unsur, yakni pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media.

Senada, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono menyebut persoalan stunting tidak hanya bisa diselesaikan oleh kementeriannya saja, melainkan perlu kolaborasi. Menurut Dante, mengobati stunting lebih sulit dibandingkan mencegah. Pihaknya pun siap membantu Kemendukbangga untuk melakukan intervensi pencegahan stunting.

"Karena mengobati stunting lebih susah daripada mencegah stunting. Jadi, ketika berat badannya naik, sebelum dia menjadi stunting, nanti harus kita intervensi," ujar Dante beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (25/1/2025).

Dari sisi organisasi/lembaga non-pemerintah (NGO), Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS) merupakan salah satu yang cukup vokal menyuarakan dan mengawal isu kesehatan dan persoalan stunting di Indonesia. KOPMAS kerap menyoroti perlunya peningkatan pengetahuan kader di posyandu, terkait kebutuhan gizi keluarga. Utamanya kecukupan gizi anak di bawah dua tahun (baduta) atau di bawah lima tahun (balita) guna terhindar dari terkena stunting. Selain itu juga mendorong keterlibatan kader dan posyandu dalam melakukan pendataan tinggi badan dan berat badan tiap anak secara berkala.

Sementara dalam lingkup dunia usaha, Unilever Indonesia merupakan salah satu Perusahaan yang sudah sejak lama mengambil peran aktif untuk mengatasi persoalan gizi buruk demi membangun generasi masa depan yang lebih sehat. Melalui berbagai program kemasyarakatannya, perseroan gencar memberikan edukasi gizi seimbang bagi masyarakat.

Diketahui, sejak tahun 2019 Unilever Indonesia melalui merek Royco berupaya mewujudkan Indonesia bebas stunting dengan mengadakan program Royco Nutrimenu. Bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Unilever Indonesia mempromosikan pola makan sehat dan bergizi yang sesuai dengan konsep Isi Piringku.

Isi Piringku adalah pedoman yang disusun oleh Kemenkes untuk mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Berbeda dengan slogan '4 Sehat 5 Sempurna' yang sudah melekat sejak dulu, panduan Isi Piringku selain mengatur jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap kali makan, juga menggambarkan porsi makan dalam satu piring. Adapun porsi yang dianjurkan agar memenuhi kebutuhan gizi dalam satu hari terdiri dari 50 persen buah dan sayur. Dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Program Royco Nutrimenu hingga kini telah menjangkau 17 ribu rumah tangga serta menginspirasi 18 juta ibu untuk menyajikan makanan seimbang dan bernutrisi. Tak hanya melalui program kemasyarakatannya, Unilever Indonesia juga menegaskan komitmen pada upaya pencegahan dan penanganan stunting dengan mengembangkan formulasi produk yang sehat guna memenuhi kebutuhan gizi seimbang masyarakat Indonesia.

"Sepanjang tahun 2023 kami berhasil mempertahankan 82% produk dengan pencapaian standar nutrisi tertinggi atau highest nutrition standard (HNS) yang dihitung berdasarkan perbandingan standar Unilever dan pemenuhan standar World Health Organization (WHO)," kata Unilever dalam laporan keberlanjutannya di tahun 2023.

Sebagai produsen barang konsumsi yang juga bergerak di bidang makanan melalui segmen Foods, Unilever Indonesia berkomitmen untuk membuat produk-produk yang tidak hanya bergizi serta memenuhi ketentuan nutrisi yang baik, melainkan juga lezat dan dibuat dari sumber bahan baku berkelanjutan.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |