Siap Perang Lagi, Iran Sekarang Mampu Tembakkan 2.000 Rudal Sekaligus yang Lumpuhkan Israel

4 hours ago 3

loading...

Rudal-rudal Iran menghujani Israel saat perang Juni lalu. Sekarang Iran berekspektasi mampu menembakkan 2.000 rudal sekaligus untuk melumpuhkan Israel. Foto/Screenshot video NBC News

TEHERAN - Pada Juni lalu, Israel dan Amerika Serikat (AS) melewati ambang sejarah dengan melancarkan serangan langsung ke Iran, sesuatu yang dihindari kedua negara sejak revolusi Iran tahun 1979.

Sejak tabu itu dipatahkan, serangan langsung antara Iran dan Israel, yang terpisah jarak lebih dari 2.300 km, tampak seperti permainan yang adil, dan jika laporan-laporan media kedua negara dapat dipercaya, perang Israel-Iran berikutnya "hanya masalah waktu".

Faktanya, baik Teheran maupun Tel Aviv telah bersiap untuk kemungkinan tersebut dan meningkatkan produksi senjata mereka untuk putaran permusuhan berikutnya, dengan Iran berfokus pada rudal balistik dan Israel pada rudal pertahanan udara.

Baca Juga: Bocoran Dokumen Moskow: Iran Borong 48 Jet Tempur Su-35 Rusia Rp116,4 Triliun

Perang Iran-Israel Berikutnya Hanya Masalah Waktu

Pada 9 November lalu, The New York Times melaporkan bahwa serangan bulan Juni oleh AS gagal menghancurkan cadangan uranium Iran yang diperkaya. Para pejabat dan analis regional memperingatkan bahwa dengan negosiasi mengenai program nuklir Teheran yang menemui jalan buntu, pecahnya perang lagi antara Israel dan Iran "hanya masalah waktu."

Laporan tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa karena Israel memandang program nuklir Iran sebagai "ancaman eksistensial", putaran serangan Israel berikutnya di Iran sudah dekat.

Rafael Grossi, direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan kepada The Financial Times bahwa organisasi tersebut yakin mayoritas cadangan uranium Iran yang diperkaya selamat dari perang, tetapi statusnya tidak jelas tanpa inspeksi.

Dia memperkirakan bahwa Iran memiliki sekitar 400 kilogram uranium yang diperkaya 60 persen, yang mendekati level senjata.

Lebih lanjut, Iran kemungkinan akan merespons setiap serangan Israel dengan cara yang jauh lebih longgar daripada yang dilakukannya pada bulan Juni, menurut kata Ali Vaez, direktur proyek Iran di International Crisis Group.

Faktanya, Iran sudah bersiap untuk putaran permusuhan berikutnya.

Ali Vaez mengatakan kepada The New York Times bahwa pabrik-pabrik rudal Iran beroperasi 24 jam sehari. "Dan jika terjadi perang lagi, mereka berekspektasi dapat menembakkan 2.000 rudal sekaligus untuk melumpuhkan pertahanan Israel, bukan 500 rudal dalam 12 hari seperti yang mereka lakukan pada bulan Juni," katanya.

Selama perang 12 hari pada Juni lalu, Iran meluncurkan sekitar 530–550 rudal balistik ke Israel, dengan sekitar 480–500 rudal mendekati wilayah udara Israel setelah memperhitungkan kegagalan peluncuran atau malfungsi di tengah penerbangan.

Israel dan AS mengeklaim berhasil mencegat hampir 85-90% dari rudal yang masuk tersebut. Namun, hampir 48 rudal Iran berhasil menembus dan menyerang wilayah Israel, menewaskan 28 orang.

Rudal-rudal Iran menghantam kilang minyak di Haifa dan menghantam sebuah rumah sakit, sebuah lembaga sains, serta permukiman. Senjata-senjata tersebut juga mendarat di atau dekat pangkalan udara dan pos komando tingkat tinggi Israel.

Strategi Iran adalah membombardir pertahanan udara Israel yang berlapis-lapis dengan meluncurkan salvo lebih dari 100 rudal dalam satu gelombang.

Didorong oleh keberhasilannya menghantam wilayah Israel selama perang 12 hari, Iran telah memutuskan untuk menggandakan produksi rudalnya.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |