Manggarai Barat -
Balai Taman Nasional Komodo (TNK) mengidentifikasi kematian seekor komodo (Varanus komodoensis). Komodo mati itu ditemukan warga di wilayah perairan Kampung Komodo, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kami melakukan koordinasi dengan Komodo Survival Program untuk kegiatan penanganan lanjutan," kata Kepala Balai TNK Hendrikus Rani Siga saat dihubungi di Labuan Bajo, dilansir Antara, Selasa (27/5/2025).
Ia menjelaskan, kematian satwa komodo itu dilaporkan warga kepada petugas Wilayah SPTN II Pulau Komodo Balai TNK pada Sabtu, 24 Mei 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satwa komodo itu, lanjut dia, ditemukan warga dalam keadaan mati dan terapung di perairan laut. Warga dan petugas selanjutnya mengevakuasi bangkai komodo tersebut.
"Petugas di Pos Kampung Komodo menerima laporan dari warga bahwa ada komodo remaja yang memiliki panjang sekitar 1 meter dalam keadaan sudah mati terapung di laut depan Kampung Komodo," ujarnya.
Setelah menemukan bangkai komodo tersebut, Balai TNK telah mengukur fisik individu komodo itu, tapi pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kematian satwa tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Balai TNK menyatakan populasi komodo yang berada di kawasan konservasi Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) relatif stabil.
"Populasi biawak komodo secara alami mengalami fluktuasi sesuai dengan ketersediaan populasi satwa mangsa di alam, dan secara umum populasi biawak komodo meningkat dalam tujuh tahun terakhir. Pada tahun 2024, tren populasi biawak komodo masih dalam rentang stabil," kata Kepala Balai TNK Hendrikus Rani Siga.
Populasi biawak komodo berdasarkan laporan dari Balai TNK sebanyak 2.897 ekor pada 2018, pada 2019 sebanyak 3.022 ekor, lalu pada 2020 sebanyak 3.163 ekor, pada 2021 sebanyak 3.303 ekor, pada 2022 sebanyak 3.156 ekor, pada 2023 sebanyak 3.396 ekor, dan pada 2024 sebanyak 3.270 ekor.
Hendrikus menjelaskan, walaupun pada 2024 populasi menurun, hal tersebut masih dalam kategori relatif stabil.
"Pertumbuhan populasi komodo akan menyesuaikan dengan daya dukung habitat atau daya dukung alam," katanya.
Ia menambahkan, naik dan turunnya populasi satwa komodo dalam kawasan konservasi merupakan hal yang wajar terjadi di alam liar.
"Secara alamiah dia--komodo--akan beradaptasi dengan daya dukung, kalau daya dukung cukup, maka populasi dia akan naik, tapi kalau tidak terlalu mendukung maka akan menurun," ujarnya.
Salah satu pendukung naiknya populasi satwa komodo adalah ketersediaan pakan yang memadai, tingginya keberhasilan anak atau bayi komodo serta ketersediaan mangsa komodo.
(idh/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini